Sementara, Asie Mika salah seorang pengunjung dan fotografer bersama rekan-rekannya saat itu tampak begitu menikmati suasana alam. Tentunya, sembari berbekal kamera DSLR yang dimilikinya, beberapa momen di Andras Sengayan pun diabadikan.
Sedangkan, penulis pun tak tertinggal untuk turut mengabadikan setiap momen yang ada. Utamanya, aktivitas masyarakat setempat saat hendak naik di perahu kecilnya. Kemudian, anak-anak yang dengan asyiknya mandi dan lain sebagainya. “Poto dulu–poto dulu,” teriak anak-anak kecil sembari melompat di Sungai Andras itu.
Dan untuk momen malam harinya pun tak kalah menariknya. Yang mana, dengan adanya bebatuan di sepanjang Sungai Sengayan, kala itu dijadikan momen untuk bersama membakar ikan, daging dan lain sebagainya oleh para pengunjung.
Sehingga di sepanjang Sungai Sengayan terdapat beberapa titik api tempat bakar ikan, daging dan lainnya. Dan penulis sendiri tak sadar karena asyiknya menikmati malam itu sudah menginjak waktu di tengah malam. Sehingga sebagian pengunjung berlayar di ‘pulau kapuk’ alias bermimpi. Namun, sebagian tetap saling berbagi cerita, termasuk penulis sendiri.
Namun, dari kisah satu hari satu malam itu, sekalipun Andras Sengayan masih belum secara konkret dijadikan objek wisata. Tapi, itu sudah menjadi daya tarik tersendiri. Penulis pun turut menikmati indahnya suasana alam yang masih alami itu.(***/fly)