TARAKAN - Rencana pembagian dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp 50-200 juta khusus rukun tetangga (RT) di Kota Tarakan untuk pekerjaan fisik, ekonomi, sosial dan budaya tetap menjadi program unggulan Wali Kota Tarakan dan Wakil Wali Kota Tarakan dr. Khairul-Effendhi Djuprianto. Tak hanya itu, dalam janji kampanyenya, Khairul juga menyatakan bahwa akan meningkatkan insentif ketua RT menjadi Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per bulan secara bertahap.
MenurutWali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, hal tersebut tidaklah sesulit yang dibayangkan. “Kami sudah perhitungkan itu, jadi insyaallah bisa,” ujarnya, Selasa (5/3).
Dalam kalkulasi sederhana, dana yang dibutuhkan untuk pemberdayaan RT senilai Rp 22-90 miliar per tahun. Namun hal tersebut tergantung dari program yang akan diajukan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). “Nanti tergantung program yang mereka ajukan. Yang pasti setiap tahun harus ada alokasi untuk itu supaya masalah bisa diselesaikan secara perlahan-lahan. Yang nyantol duitnya itu SKPD, persetujuan itu dari musrenbang yang masuk di tingkat kelurahan, camat dan kota. Setelah itu dikompilasi secara menyeluruh oleh Bapedda dan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) yang mengawal masuk ke legislatif. Tapi mengawalnya itu kami sudah kasih pedoman, jangan sampai RT enggak dapat,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Ketua Rukun Tetangga (FKKRT) Tarakan H. M. Rusli Jabba menyatakan akan menjadi angin segar jika program tersebut dapat diwujudkan. Beberapa hasil musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) selama ini tidak diakomodir dengan baik. “Kenapa Malinau bisa? Malah Rp 200 juta per RT, dan insentifnya Rp 5 juta per RT,” bebernya.
Saat ini, jumlah RT di Kota Tarakan mencapai 447 RT. Untuk itu, Rusli menjelaskan bahwa penggunaan anggaran DAK untuk pembangunan wilayah RT. Sehingga dipastikan dengan adanya musrenbang, akan ada pembangunan di setiap RT di Tarakan, seperti perbaikan jalan rusak dan sebagainya. “Kalau kami mau sih sekarang, tapi karena sudah diketok, ya 2020 lah jalan programnya. Kalau insentifnya nanti tunggu di APBD-P 2019,” jelasnya.
Menurut Rusli, setiap RT kelak akan mampu membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan dana tersebut, sebab hampir setiap daerah di Kaltara telah membuat laporan tersebut. Tak hanya itu, setiap RT di Kota Tarakan dalam waktu dekat akan melakukan studi banding di Malinau untuk mempelajari proses pembuatan laporan.
Wali Kota Khairul yakin seluruh visi dan misi dan programnya dapat terlaksana dalam satu periode. Dalam perjalanan karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Khairul terbilang aktif di berbagai lembaga pendidikan. Menurut Khairul, keaktifan tersebut merupakan modal utama menjalankan amanah sebagai pemimpin di Kota Tarakan selama 5 tahun ke depan bersama Effendhi Djuprianto, wakilnya yang dinilai sebagai figur yang ramah dan cerdas.
“Amanah ini adalah tanggung jawab yang amat besar bagi kami, menjaga keutuhan 250 km persegi wilayah Kota Tarakan, yang terdiri dari 4 kecamatan dan 20 kelurahan. AmanaH ini adalah tanggung jawab mulia, kami akan mengusahakan dan mengupayakan kurang lebih 250 ribu jiwa penduduk Kota Tarakan,” bebernya.
Ia yakin, dengan kepercayaan yang besar dan niat yang mulia dari unsur legislatif dan eksekutif, akan menjadikan Kota Tarakan yang berkualitas.
Secara pribadi, Khairul menyatakan tantangan yang dihadapi Kota Tarakan ke depannya bukanlah sebuah perkara ringan, sebab adanya 6 isu penting yang harus dijawab saat ini, yakni meningkatkan daya saing SDM Kota Tarakan yang terdiri dari kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan per kapita masyarakat, meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, meningkatkan pemerataan dan kualitas pembangunan infrastruktur, meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi daerah, meningkatkan kelestarian lingkungan hidup serta mengembangkan budaya lokal yang multiculture dan berbasis pada potensi lokal.
“Saat ini kami sedang dihadapkan oleh ancaman menurunnya kualitas lingkungan yang ditandai dengan genangan air dan banjir, masih ada permukiman kumuh, belum terpenuhinya ruang terbuka publik, prasarana dan sarana publik yang belum merata, sanitasi persampahan yang masih perlu mendapatkan perbaikan, kesejahteraan rakyat dan sektor ekonomi, akses kehidupan masyarakat utamanya dari pinggiran pun masih perlu dilakukan akselerasi,” jelasnya.
Pada prinsipnya, Tarakan tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, kekayaan terbesar adalah sumber daya manusia dan kebudayaan. Ke depannya, Kota Tarakan akan mendapatkan bonus demografi yang puncaknya pada 2030, di mana kelompok anak muda akan mendominasi, generasi ini akan menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik. Ancaman tersebut adalah kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu perlu menguatkan kapasitas terhadap kelompok produktif tersebut, sehingga atas isu dan tantangan tersebut, pihaknya menawarkan visi dan misi selama 5 tahun ke depan.
Adapun visi Kota Tarakan selama 5 tahun ke depan ialah terwujudnya Tarakan sebagai kota maju dan sejahtera melalui smart city. Dalam visi tersebut, terdapat 3 kata kunci, yakni maju, sejahtera dan smart.
“Maju merupakan jarak pandang untuk berprestasi dan memiliki keunggulan, melakukan terobosan untuk meningkatkan proses pembangunan di daerah dengan tetap mengacu pada upaya menggali nilai dan janji masyarakat sebagai karakteristik yang khas,” katanya.
Sementara itu, sejahtera mengandung makna keselamatan seutuhnya, hidup makmur, aman, penuh keselamatan, ketentraman dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, kondisi masyarakat menurutnya penentu dari kesejahteraan.