• Senin, 22 Desember 2025

Ternyata Ini Biang Kerok Banjir di Sebengkok

Photo Author
- Kamis, 28 Maret 2019 | 11:36 WIB

TARAKAN - Pembangunan program penanganan banjir di kawasan Sebengkok yang memakan anggaran hingga miliaran rupiah, tak juga mendapatkan simpati dari masyarakat. Pasalnya, drainase lokasi penanganan banjir Sebengkok saat ini sedikit demi sedikit telah dipenuhi oleh sampah yang menyebabkan drainase menjadi tersumbat hingga membuat air yang seharusnya mengalir menjadi meluap akibat tertahan sampah.

Kepada Radar Tarakan, Sekretaris Komisi III Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan, Herman Hamid mengatakan meski dilakukan progres penanganan banjir, namun kawasan Sebengkok mengalami peningkatan debit air. Usai melakukan koordinasi bersama DPUTR, pihaknya menemukan adanya filter sampah yang menghambat air mengalir.

“Ada banyak sampah yang menyebabkan air menjadi terbendung. Jadi akhirnya hasil koordinasi bersama DPUTR, filter sampah itu dilepas,” bebernya.

Disinggung terkait adanya pendangkalan pada salah satu drainase Sebengkok, Herman menyatakan bahwa DPUTR menyatakan bahwa tidak ada anggaran. Sehingga proses penanganan banjir kawasan Sebengkok masih tersisa 10 persen.

Menurut Herman, untuk menyelesaikan program penanganan banjir tidak akan cukup jika hanya mengandalkan APBD Kota Tarakan, sehingga pihaknya berharap agar pemerintah provinsi maupun pusat dapat turun tangan memberikan anggaran dalam penyelesaian penanganan banjir sehingga dapat terselesaikan 100 persen.

Terkait adanya masyarakat yang menyatakan bahwa progress penanganan banjir merupakan proses perpindahan banjir, Herman menyatakan bahwa hal tersebut sungguh tidak benar. Namun menurut Herman banjir yang terjadi di Kota Tarakan saat ini merupakan fenomena alam. Hal tersebut terbukti pada kawasan yang dulunya tidak banjir, namun kini harus mengalami banjir.

“Mungkin debit air yang naik, tapi struktur tanah di Tarakan yang menurun. Kalau menurut hemat saya sepertinya keadaan Tarakan ini menurun, karena ada kawasan yang dulunya tidak banjir sekarang jadi banjir,” jelasnya.

Setiap kali terjadi hujan, masyarakat Sebengkok selalu dikeluhkan dengan persoalan banjir sehingga menyebabkan ketidaknyamanan di masyarakat. Melalui hal tersebut, Herman berharap agar di masa pemerintahan Wali Kota saat ini progres penanganan banjir dapat diteruskan agar dapat berdampak di masyarakat. Ia juga mengharapkan agar masyarakat dapat sadar sehingga tidak membuang sampah di sembarang tempat.

“Saya berharap agar seluruh drainase dapat diperbaiki, karena di zaman pemerintah sebelumnya tidak direalisasikan. Perhatikan saja drainase yang ada di RT itu tersumbat semua. Bahkan drainase yang kecil harus dilebarkan, tapi tidak direalisasikan di pemerintah sebelumnya,” keluhnya.

Nah, adanya dana kelurahan saat ini, Herman menyampaikan kepada pihak kelurahan untuk menyediakan dana faktif dan lebih mendengarkan aspirasi para RT. Karena setiap RT dianggap lebih memahami keadaan lingkungannya masing-masing.

“Kalau di wilayahnya buruk ya diutamakan, karena tidak semua RT drainasenya tidak baik. Di Sebengkok ini, hampir seluruh 34 RT drainasenya bermasalah, kecuali di RT 1. Makanya harus diperbaiki paling tidak 2020,” tutupnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan, Muhammad Haidir mengatakan bahwa pada awalnya filter berfungsi untuk menahan sampah dan memudahkan pihaknya ketika melakukan pemeliharaan drainase untuk memperpanjang usia program penanganan banjir.

“Tapi ternyata sampah yang ikut hanyut di sungai saat hujan terbilang sangat besar, sehingga saat hujan saringan sampah itu sudah penuh duluan. Skenario kami kan tidak sampai penuhlah, sehingga saat hujan reda, sampahnya tersaring dan diangkut, ternyata beberapa titik saringan hampir semuanya ada sampah,” bebernya.

Untuk diketahui, pemasangan filter sampah dipasang di beberapa titik seperti Sebengkok Waru, dan sebagainya. Namun seluruh filter tersebut tidak mampu menampung sampah. Masih ada beberapa filter sampah yang tersisa untuk menampung sampah berukuran besar.

“Kemarin itu dalaman kulkas ada, plastik, bahkan kami pernah menemukan springbed. Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar, yang dibangun dengan biaya mahal ini sebagai bentuk rasa syukur ya dipelihara,” pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X