Ditambahkannya, pihaknya bahkan menempatkan 10 personel Polri dan 5 personel TNI untuk menjaga gudang penyimpanan kotak suara tersebut. Kemudian, dirinya juga sudah memastikan bahwa kunci gudang penyimpanan kotak suara digembok dan dipegang oleh KPU Tarakan. Tidak ada satu pun anggota Polri yang memegang kunci tersebut.
“Ini dilakukan agar tidak adanya kecurigaan bahwa petugas pengamanan ikut melakukan sabotase terhadap surat suara,” tegasnya.
Apalagi, Kapolda menyampaikan bahwa Polri dan TNI hanya melakukan pengamanan dan KPU sebagai penyelenggara. Untuk itu, TNI-Polri mengamankan apa yang dilakukan penyelenggara. “Kami hanya mengamankan gudang surat suara tetapi tidak boleh menyentuh satu pun kotak surat suara. Itu sudah jelas sesuai dengan tupoksi kami dan KPU,” tuturnya.
Ditambahkan pria yang berpangkat bintang satu itu, selama proses pemilu mulai dari pencoblosan, penghitungan suara di tingkat kecamatan bahkan pergeseran surat suara ke gudang KPU, semuanya berjalan aman. Tidak ada kendala maupun oknum yang mencoba merusak sistem demokrasi yang masih berlangsung. Hal tersebut juga berlaku untuk semua daerah yang ada di Kaltara.
“Untuk pelaksanaan pleno tingkat KPU kota maupun kabupaten kami akan menjaga ketat dan memastikan semua pelaksanaan berjalan lancar tanpa gangguan keamanan,” imbuhnya.
Untuk itu, Indrajit sudah memerintahkan personelnya untuk melakukan pengawalan ketat terhadap komisioner KPU. Tujuannya, agar tidak ada oknum yang mencoba melakukan intimidasi.
Hingga saat ini, diakui Indrajit, Kaltara merupakan salah satu daerah yang aman dan lancar selama proses pemilu berlangsung. Meski demikian, pihaknya tidak ingin lengah lantaran proses masih berlangsung dan tetap memastikan agar semua proses berjalan dengan aman. “Kami Polri akan mengawal kebijakan pemerintah termasuk KPU. Jadi aturan pemerintah, penyelenggara pemilu adalah KPU, ya sudah percayakan kepada KPU,” tutupnya. (zar/lim)