“Namun dari tiga kapal yang mendukung kegiatan operasi kapal lainnya, KRI Tarakan menjadi kapal yang terbesar, sehingga tidak daya tampungnya logistik cair yang dibawa mencapai 5.500 kiloliter. Jumlah ini mampu mengisi puluhan kapal KRI lainnya yang sedang beroperasi,” tuturnya.
Adanya dukungan KRI Tarakan sebagai kapal yang mendukung kapal lainnya yang sedang beroperasi. Kapal-kapal yang sedang beroperasi di daerah perbatasan tidak perlu lagi kembali ke pelabuhan terdekat untuk mengisi bahan bakar yang dianggap tidak mengoptimalkan kegiatan operasi di daerah perbatasan.
“KRI Tarakan 905 mampu mengisi kapal lainnya di tengah laut tanpa mengganggu kegiatan patroli. Tentu hal ini efektif dan menghemat waktu daripada kembali lagi ke pelabuhan terdekat,” ucapnya.
Selain digunakan sebagai kapal yang mendukung kapal lainnya dalam pengisian logistik cair, KRI 905 Tarakan juga berfungsi sebagai kapal komando dan mendukung kegiatan SAR. Artinya KRI Tarakan 905 juga digunakan sebagai kapal markas yang mengendalikan beberapa kapal lainnya.
“Perlu diketahui kenapa kapal kelas tangker ini diberikan nama KRI Tarakan 905, karena penamaan ini berdasarkan kota yang menjadi penghasil minyak. Alasan yang sama juga berlaku pada KRI Balikpapan 901 dan KRI Sorong 911,” bebernya.
Menurut pria alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) XXXVI 1990 ini, KRI Tarakan 905 merupakan salah satu kapal kebanggaan bangsa Indonesia, karena buatan anak bangsa.
“Sebenarnya kami mau open ship agar masyarakat Tarakan datang dan melihat langsung KRI Tarakan 905. Tapi karena kegiatan lain, sehingga mungkin di lain waktu,” pungkasnya. (*/zac/jnr/lim)