TARAKAN – Dengan dipindahkannya ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim), pertahanan negara di bagian Kalimantan juga harus ditingkatkan. Pengamanan wilayah perairan di Kalimantan, saat ini terdapat dua pangkalan TNI AL yaitu Lantamal XII Pontianak dan Lantamal XIII Tarakan.
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) XIII Laksamana Pertama TNI Judijanto menuturkan, saat ini pihaknya tengah membangun konsep strategi terhadap pertahanan negara. “Salah satunya adalah bagaimana Kalimantan Utara menjadi barier dari ibu kota. Jadi kita yang menghadapi musuh yang pertama kali,” ungkapnya (10/9).
Ditambahkan Judijanto, sebuah negara harus waspada terhadap musuh yang menyerang dari 5 wahana yaitu darat, air, udara, ruang angkasa dan siber. Kelimanya harus dibentengi dan dibuat suatu strategi untuk pengolahan dalam menghadapi ancaman yang ada. “Kaltara ini adalah bagian yang sangat utama dan penting dari ibu kota di Kaltim. Dari awal apabila ada musuh maupun ancaman, itu semua bisa dikontrol,” tuturnya.
Lantamal XIII Tarakan pasti akan menjadi barier dari pertahanan IKN, khususnya dari laut. Apalagi Lantamal XIII saat ini sudah membawahi lima pangkalan di Kaltara, Kaltim dan Kalsel. Untuk itu konsep pertahanan harus berbeda dari sebelumnya. “Konsep berperang saat ini berbeda, rudal sudah antarbenua. Jadi membangun saat ini bukan lagi dengan konsep konvensional karena sudah kedaluwarsa. Konsep pertahanan kita harus yang modern dan terintegrasi dengan tiga angkatan,” tutur Judijanto.
Khusus saat ini, pertahanan di wilayah Kaltara khusus perairan hanya dijaga oleh 4 KRI. Untuk itu, apabila pemindahan IKN berjalan, selain harus ada penambahan alutsista, kemampuan pangkalan juga ditingkatkan.
“Personel juga harus ditambah. Markas besar kita pun harus berpindah ke sana (IKN). Jadi cukup banyak yang harus dilakukan untuk pemindahan ibu kota dan sudah disiapkan. Intinya Lantamal XIII sudah sangat siap,” imbuhnya.
ANCAMAN SEMAKIN NYATA
Beberapa waktu lalu Abu Sayyaf Group (ASG) masih didapati berada di perbatasan dengan Indonesia. Namun berhasil diamankan oleh kepolisian dari Malaysia. “Kalaupun tidak, mungkin penangkapan dilakukan di sana. Ini membuktikan kalau memang betul-betul ancaman di wilayah kita nyata dan ada,” katanya usai memimpin HUT ke-74 TNI AL di Mako Lantamal XIII Mamburungan.
Sangat diperlukan kehadiran TNI AL. Bahkan pihaknya sangat serius untuk memberdayakan wilayah pertahanan laut Kaltara.
Selain ancaman dari kelompok separatis, khusus di perbatasan Kaltara terhadap ancaman penyelundupan barang ilegal dan narkotika juga semakin banyak.
Diakuinya, Lantamal XIII sudah beberapa kali berhasil menggagalkan masuknya narkotika dan barang ilegal, yang masuk dari Malaysia ke Indonesia melalui Kaltara. Untuk itu, pihaknya juga selalu meningkatkan koordinasi dengan aparat kepolisian, dalam melakukan penindakan terhadap penyelundupan barang ilegal.
“Dari BNN juga datang kemari dan kami bantu menangkap di laut. Ini menunjukkan kami berada di sini tidak main-main. Negara ini perlu dibentengi dan jaga, jangan sampai narkoba masuk,” beber pria yang berpangkat bintang satu ini.
TNI AL berharap menjadi institusi yang menopang pembangunan sumber daya unggul untuk Indonesia maju. Bahkan Judijanto menegaskan, sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), semua personel TNI AL diwajibkan meningkatkan profesionalisme SDM.
“Kami juga diminta untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan bertempur. Kemudian profesionalisme bagaimana kita bisa membantu masyarakat,” bebernya.