Mereka berencana menggunakan travel untuk menuju Balikpapan. Karena, berharap di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan bisa terbang ke tujuan mereka.
“Saya mau ke Manado, kami ada 11 usai mengikuti kegiatan gereja di Malinau,” jelas Rafly sambil mengurus pengembalian dana tiket.
Rombongannya berencana untuk menggunakan jasa angkutan darat menuju bandara yang bisa beroperasi, yaitu di Balikpapan. “Kami cari travel ke Balikpapan jalan darat,” ungkap pria yang mengaku terjebak kabut asap seperti ini baru pertama kali, walaupun sudah sering ke Kalimantan.
Winata, teman satu rombongan Rafly yang tujuan ke Jakarta mengungkapkan bahwa dengan kejadian kabut asap ini sangat mengganggu dan merugikan banyak pihak. Ia pun saat berangkat mengikuti kegiatan di Malinau tidak menyangka akan terjebak kabut asap dan pesawat yang mengangkutnya batal terbang.
“Sangat mengganggu dan merugikan. Aktivitas jadi terhambat,” keluhnya seraya meminta agar disampaikan ke pemerintah. Terpisah, Kepala Perum LPPNPI (AirNav) Cabang Pembantu Malinau Setio Utomo mengatakan jarak pandang di Bandara Kolonel RA Bessing Malinau turun naik. Pagi jarak pandang 3 kilometer, siang 4 kilometer dan agak sore kembali ke 3 kilometer.
“Turun naik mas (jarak pandang). Wings Air hari ini cancel semua. Yang mendarat hanya pesawat MAF dan helikopter TNI AD dari Pujungan menjalankan tugas negara,” beber Setio Utomo.
Untuk diketahui, selama dua hari sebelumnya, Wings Air tujuan Malinau dari Balikpapan dan tujuan Malinau dari Tarakan juga mengalami keterlambatan, namun tidak ada pembatalan. (nal/akz/*/zac/shy/ags/lim)