Namun dalam perjalanan menuju Kota Tarakan, pesawat yang ditumpangi tidak dapat mendarat di Bandara Juwata Tarakan, dikarenakan kabut asap yang masih tebal. Sehingga menggangu jarak pandang pilot untuk mendarat.
Dengan demikian, pesawat setelah memutar tiga kali di atas langit Kota Tarakan memutuskan kembali ke Kota Balikpapan. Perjalanan itu selama 2,5 jam lamanya.
Lanjut dia, sekira pukul 16.40 WITA maskapai Lion Air kembali mencoba melakukan penerbangan ke Kota Tarakan. Alhamdulillah Lion Air yang ditumpangi jemaah haji asal Kabupaten Nunukan mendarat dengan sempurna di Bandara Juwata Tarakan pada pukul 18.35 WITA.
“Kami sempat sujud syukur saat tiba di Bandara. Karena telah selamat tiba. Walaupun harus tertahan semalam lagi di Tarakan, sebelum melanjutkan perjalanan ke Sebatik dan Nunukan,” ujarnya.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Nunukan H.M. Saleh mengatakan, persiapan penjemputan di Tarakan sejak siang hari. Para jemaah haji langsung diistirahatkan di Tarakan dan difokuskan di Islamic Center Tarakan.
“Perjalanan pemulangan baru dapat dilanjutkan pada Selasa (17/9), menggunakan speedboat menuju Nunukan dan Sebatik, telah tiba di Nunukan dan Sebatik pada pukul 12.00 wita,” kata H.M. Saleh.
Perjalanan panjang Balikpapan ke Tarakan untuk menuju Kabupaten Nunukan menjadi cerita yang tidak akan dilupakan jemaah haji tahun 2019. Ini merupakan pengalaman bersejarah bagi jemaah haji Kabupaten Nunukan. “Dari buah kesabaran dan doa, alhamdulillah akhirnya setelah melakukan perjalanan selama 2 hari, 318 jemaah haji telah kembali kediaman masing-masing,” ujarnya. (*/zac/nal/lim)