PERTUMBUHAN AWAN TAK SIGNIFIKAN
Sementara itu, Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan Raina menjelaskan proses hujan terjadi karena adanya penguapan di laut, kemudian terjadi kondensasi yang membentuk awan. Nah, karena adanya angina atau perbedaan tekanan, maka awan dapat terbawa ke wilayah daratan. “Makanya, kalau penguapan yang terjadi kurang signifikan, maka pertumbuhan awan juga kurang signifikan untuk menghasilkan hujan,” jelasnya.
Raina memprediksi bahwa hujan skala lokal dapat terjadi, baik siang maupun malam di Kota Tarakan, namun dengan intensitas ringan hingga sedang dan cenderung terjadi dalam waktu singkat. Sehingga cuaca tersebut tergantung pada kondisi atmosfer Kota Tarakan. “Untuk beberapa hari ke depan, belum ada potensi hujan dengan intensitas lebat,” pungkasnya.
Krisis air baku di Tarakan bukanlah hal baru, terjadi dalam beberapa periode dalam setahun. Terdapat 3 penampungan besar persediaan air baku yang aktif digunakan PDAM saat ini. Penampungan tersebut ialah Embung Binalatung, Embung Persemaian dan Embung Bengawan yang dapat memuat 325 ribu kubik air dan melayani 27 ribu sambungan masyarakat Tarakan.
Adapun 2 penampungan yang saat ini belum bisa digunakan yaitu Embung Rawasari dan Indulung yang dapat menampung 238 ribu kubik air. Hingga saat ini belum dapat difungsikan. Embung Rawasari menunggu 2 hal yaitu pencucian, dan pipa ke Persemaian. (shy/lim)