“Jadi dari Makassar, langsung berangkat ke Solo ikut lomba (OPSI) lagi. Sebenarnya pikirannya bercampur aduk, tapi berusaha memberikan yang terbaik. Saya persiapannya 6 bulan, tapi yang paling lama itu persiapan OPSI,” bebernya.
Meskipun jeda waktunya lomba sangat dekat, tapi pria berusia 17 tahun ini mampu unjuk kebolehannya di bidang Fisika dan rekayasa dalam lomba OPSI ini. Meluncurkan aplikasi Lalu Lintas, lagi-lagi dia berhasil mempersembahkan medali perak di tingkat nasional ini.
Padahal dari lawan yang membuatnya gentar adalah Yogyakarta, yang dijuluki Kota Pelajar itu. Apalagi lomba tingkat nasional ini perdana diikutinya, tapi berhasil dilaluinya dengan hasil yang memuaskan. “Dari aplikasi itu lebih memudahkan, misalnya telepon darurat. Juga menghubungkan pengguna jalan dengan polisi. Sempat berpikir tidak menang, tapi tidak nyangka lagi karena bisa dapat juara dua,” lanjutnya.
Setelah ini, duduk di bangku kelas XII, dia akan fokus mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. (***/lim)