Senada dikatakan Darmansyah (47), nelayan kecil lainnya yang ada di Tanjung Palas, menurutnya peralihan itu memang menjadi kabar baik bagi para nelayan kecil. Asal, dalam penyalurannya nanti dapat dengan benar terhadap para nelayan yang benar-benar berprofesi sebagai nelayan kecil.
“Tapi, kami percayakan terhadap pemerintah. Jelasnya, wacana itu cukup baik bagi nelayan kecil,” ucapnya.
Ditanya apakah sama ada rasa ketakutan tersendiri dalam penggunaan mesin berbahan bakar gas? Dirinya pun tak menampiknya bahwa sesuatu yang baru itu memang harus ada penyesuaiannya dahulu. Tentu, jika tak dapat menyesuaikan akan berdampak pada dirinya sendiri.
“Rasa takut itu ada, tapi mungkin pelan-pelan dengan beradaptasi dapat membuat rasa takut itu hilang,” katanya.
Dikatakannya juga, dirinya pun mengaku ada rasa penasaran. Utamanya pada informasi yang menyatakan BBG lebih hemat dari BBM. Oleh karenanya, dirinya tak sabar pemerintah dapat segera menyalurkan akan bantuan itu kepada para nelayan kecil di Bumi Tenguyun ini.
“Kalau memang itu benar. Ya, jelas itu sangat menguntungkan para nelayan kecil. Tapi, mudahan itu benar adanya seperti apa yang diceritakan nelayan kecil lainnya di beberapa daerah di Indonesia yang sebelumnya sudah mendapatkannya,” ungkapnya mengakhiri.
Sebelumnya Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI melakukan terobosan baru dalam mengganti BBM menjadi BBG. Itu berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil. Yakni dengan konverter kit BBM ke BBG (bahan bakar gas). Artinya, nelayan kecil tak lagi menggunakan bensin melainkan liquified petroleum gas (LPG).
Di Bulungan, sejak perpres itu ada. Diketahui, baru tahun ini dipastikan metode konverter kit itu akan berlaku. Ini setelah melalui proses pengajuan cukup lama. Tepatnya sejak dua tahun lalu diajukan oleh Dinas Perikanan Bulungan.
“Konverter kit BBM ke BBG itu memang baru tahun ini akan berlaku ke nelayan kecil di Bulungan. Ya, karena memang setiap tahunnya silih berganti daerah yang akan diberikan program tersebut,” ungkap Ir. Masri selaku Kepala Dinas Perikanan Bulungan.
Lanjutnya, mengenai kriteria nelayan yang mendapatkan paket konverter kit BBM ke BBG sesuai Perpres Nomor 126 tahun 2015. Menurutnya yaitu mereka yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), berbahan bakar bensin atau solar dan memiliki daya mesin di bawah 13 horse power (HP). Kemudian, nelayan kecil yang memiliki kartu pelaku usaha kelautan dan perikanan (Kusuka).
“Di Bulungan sekitar 758 nelayan yang akan menerima konverter kit BBM ke BBG ini. Rincinya, nelayan kecil yang ada di Tanjung Palas, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor dan Bunyu,” jelasnya. (omg/eza)