Sepekan pasca Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili pada 25 Januari 2020 di Tanjung Selor, Ibu Kota Kaltara. Warga etnis Tionghoa secara rutin menggelar sebuah atraksi barongsai yang memiliki makna tersendiri, sekaligus hiburan bagi masyarakat.
RACHMAD RHOMADHANI
SEJAK pukul 08.00 WITA, Jumat (31/1) kemarin, atraksi barongsai digelar di Ibu Kota Kaltara untuk kali pertama atau perdana.Hanya, dalam gelarannya kali ini yang secara langsung di hadapan masyarakat, sedikit ada perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Yakni biasanya terdapat empat barongsai, sedangkan ini hanya tiga barongsai saja. Yaitu barongsai bewarna gold, merah–hitam dan ungu–hitam. Sementara, untuk barongsai warna putih tidak ada lantaran ada sedikit kerusakan dan minimnya pemain.
Akan tetapi, sekalipun hanya menyuguhkan tiga barongsai yang saat itu secara bergantian beratraksi di masing-masing rumah warga Tionghoa dan perkantoran cukup menarik perhatian masyarakat.
Tak ayal membuat masyarakat langsung menyaksikannya. Antusias masyarakat saat itu tampak tak terbendung ketika barongsai mulai beratraksi.
Dan bagi warga etnis Tionghoa, atraksi barongsai yang digelar saat ini merupakan tahun ke-8. Tepatnya, sejak 2012 lalu menjadi awal warga etnis Tionghoa menyuguhkan atraksi yang bertujuan juga sebagai penghibur masyarakat.
Dari pantauan pewarta di lokasi atraksi, aksi seni yang diperagakan oleh sepasang orang itu memang terbilang cukup ahli. Padahal, dalam atraksi barongsai itu bukan perkara mudah. Mengingat, dalam memperagakannya perlu kekompakan antar pasangan yang menjadi kunci utamanya.
Artinya, ini jelas para peraganya harus berlatih selama bertahun-tahun agar mahir saat beratraksi. Karena jika salah dalam gerakan bisa menciderai mereka sendiri.
Pasalnya, setiap gerakan yang disuguhkan seolah minim akan kesalahan. Sehingga itu membuat masyarakat menjadi kagum akan setiap atraksinya. Apalagi, dalam aksi yang dilakukannya terkadang cukup ekstrem.
Joni Irawan, selaku Ketua Harian Tim Paramita Lion Dance dari barongsai itu sendiri mengungkapkan, atraksi barongsai ini direncanakan akan berlangsung selama tiga hari ke depan. Sasarannya sendiri, tentu tak hanya pada warga etnis Tionghoa. Melainkan, masyarakat umum manakala ada yang mengundangnya pun akan dipersilakannya.