Penularan penyakit leptospirosis bisa melalui kontak langsung dengan tikus. Gigitannya yang membuat kulit luka, juga membuka jalan bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh.
Penularannya juga bisa melalui kencing tikus tercampur air saat banjir. Atau melalui kotoran tikus yang mengenai makanan dan langsung dikonsumsi manusia.
“Kalau di Jakarta, kalau sudah banjir, kencing tikusnya itu di air banjir, kemudian kontak langsung lewat luka, atau dari makanan minuman, masuk langsung ke dalam tubuh manusia,” jelasnya.
Disebutkannya gejala leptospirosis umumnya demam tinggi, sakit kepala, pendarahan, nyeri otot atau sendi, menggigil, kelelahan, mata merah dan muntah. Dari gejala-gejala tersebut, hanya pendarahan menjadi gejala yang khas.
Dengan kasus ini, Diskes Tarakan berencana melakukan upaya pencegahan berupa pembasmian tikus. Langkah awal pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, baik di Tarakan, Kaltara maupun pusat, terkait upaya pencegahannya. (mrs/udi)
Apa Itu Leptospirosis?
Hewan yang Menularkan Leptospirosis:
- Sapi
- Babi
- Anjing
- Reptil dan Amfibi
- Tikus dan Heran Perengat Lainnya.
Cara Penularannya
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Jika Anda terkena infeksi yang berat, ini disebut dengan penyakit Weil. Anda dapat terinfeksi bakteri jika mata, mulut, hidung, atau luka terbuka pada kulit bersinggungan dengan: urine, darah, jaringan hewan yang terkena virus Leptospira. Atau menyentuh tanah, air, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang telah terinfeksi.