• Senin, 22 Desember 2025

Ada Fitur Curhat dan Latih Pernapasan

Photo Author
- Kamis, 18 Januari 2024 | 20:16 WIB
BERAWAL DARI CERITA DOSEN: Enam anggota tim yang menciptakan aplikasi Narajiwa. Aplikasi ini bertujuan membantu mahasiswa meregulasi emosi agar tersalurkan dengan baik.
BERAWAL DARI CERITA DOSEN: Enam anggota tim yang menciptakan aplikasi Narajiwa. Aplikasi ini bertujuan membantu mahasiswa meregulasi emosi agar tersalurkan dengan baik.

Tergerak atas tren melukai diri serta tingginya tingkat depresi di kalangan anak-anak muda, sekelompok mahasiswa di UNS dan Unair menciptakan aplikasi pengatur emosi.

 

LAILATUL FITRIANI, Surabaya

 

HATIkeenam mahasisswa Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tergerak tatkala mendengar cerita sang dosen soal penelitian tesisnya. Disebutkan, kalangan mahasiswa banyak melakukan non suicidal self injury (NSSI) alias perilaku melukai diri dengan sengaja tanpa dibarengi niat untuk mengakhiri hidup.

Keresahan itu mendorong Naura Nazifah dan kelima kawannya melakukan survei sampling kepada para mahasiswa di kampus mereka. “Hasilnya, 51,5 persen mengaku kesulitan meregulasi emosi di mana itu dapat mencetuskan terjadinya NSSI. Salah satu penyebabnya memendam masalah,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos dari Surabaya pada akhir Desember lalu.

Naura bersama Eka Yulianasari, Fatimah Nur, Lolya Wagmi, Ni Putu Gita Indah, dan Nikta Rosyida Nurul kemudian memutuskan untuk membentuk tim. Mereka kemudian menciptakan aplikasi pengatur emosi berbasis web progresif bertajuk Narajiwa.

“Aplikasi ini bertujuan membantu mahasiswa dalam meregulasi emosi agar tersalurkan dengan baik sehingga dapat menurunkan frekuensi perilaku NSSI,” jelas mahasiswi 21 tahun itu.

Naura menyebutkan, kemampuan meregulasi emosi penting dimiliki tiap individu untuk dapat mengontrol emosi negatif yang dirasakan. Aplikasi Narajiwa akan membantu mengelola emosi pengguna jadi lebih positif lewat penerapan psikologi positif.

“Beberapa contohnya seperti pemberian afirmasi positif, journaling, pengenalan emosi diri, hingga curhat,” lanjut dia.

Semua dikemas lengkap dalam fitur-fitur Narajiwa. Ada fitur mode tracker untuk memonitor emosi, fitur naracerita untuk curhat, dan fitur night capsule yang berisi afirmasi positif yang bisa didengarkan kapan pun dan di mana pun. Juga fitur nara-breath untuk melatih pernapasan, fitur nara-journal, naratips, dan nara-challenge.

“Kami masukkan juga fitur seeking help berisi kontak-kontak jika butuh bantuan profesional,” imbuhnya.

Mereka butuh sekitar lima bulan untuk mewujudkan aplikasi itu. Prosesnya melewati banyak tahapan. Mulai brainstorming ide, assessment, riset, pembuatan aplikasi, eksperimen, hingga penyempurnaan.

Hingga akhir Desember lalu sudah 1.836 pengguna yang mengakses Narajiwa sejak resmi dirilis pada awal November kemarin. “Beberapa pengguna yang kami wawancarai mengatakan bahwa aplikasi ini membuat mereka lebih mensyukuri apa yang mereka lalui. Banyak juga yang merasa lebih lega setelah curhat di naracerita,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X