• Senin, 22 Desember 2025

BPBD Tarakan Sebut Perilaku Masyarakat Membuat Sulit Terbebas dari Banjir

Photo Author
- Kamis, 30 Mei 2024 | 11:40 WIB
TERGENANG: Hujan yang mengguyur Tarakan menyebabkan banjir, Senin (27/5) siang. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN
TERGENANG: Hujan yang mengguyur Tarakan menyebabkan banjir, Senin (27/5) siang. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN

Prokal.co - Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melakukan penanganan banjir sejak beberapa tahun lalu, namun hal tersebut belum dapat membuat Tarakan terbebas dari banjir.

Hingga saat ini fenomena banjir masih terjadi khususnya saat hujan dalam intensitas tinggi dan durasi yang lama berlangsung.

Pun telah membangun beberapa fasilitas banjir di beberapa titik, namun hal itu belum mampu berdampak besar terhadap pencegahan banjir di Kota Tarakan.

Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan, Yonsep mengungkapkan, meski sejauh ini pemerintah cukup getol menangani persoalan banjir, namun jika upaya tersebut tidak didukung masyarakatnya maka fenomena banjir akan sulit dihindari.

Pasalnya, fenomena banjir tidak hanya berasal dari fasilitas drainase maupun sungai saja namun juga bisa disebabkan perilaku manusia yang kerap membuang sampah di sembarang tempat.

"Kalau saya lihat, sebenarnya penanganan banjir di Tarakan ini sudah baik, kita bisa lihat renovasi drainase atau kanal pencegahan banjir di Kota Tarakan sudah cukup tapi memang kesadaran masyarakat membuang sampah masih sangat kurang.

Misalnya pemerintah memperbesar kanal untuk mengurangi banjir, tapi kalau di kanal itu masyarakat kita buang sampah, maka kanalnya juga tidak bisa berfungsi dengan baik," ujarnya, Rabu (29/5).

"Saat ini kami sedang mengajukan rencana kerja jangka panjang terkait normalisasi kanal yang berada di daerah Markoni dan Karang Anyar. Karena normalisasi kanal membutuhkan anggaran yang cukup besar kami berupaya agar dapat bantuan dari pusat. Untuk sementara ini mungkin lebih secara teknis saja," sambungnya.

Normalisasi kanal cukup penting lantaran menjadi ujung tombak pencegahan banjir yang mengalirkan air langsung menuju laut.

Sehingga jika Kota Tarakan memiliki kanal yang cukup dan tersebar maka hal tersebut dapat membuat Tarakan diyakini dapat terbebas dari banjir. Tentunya, kata dia, hal itu juga didukung oleh perilaku masyarakat yang tidak membuang sampah sembarangan.

"Opsi utama itu, pertama itu normalisasi kanal normalisasi kanal ini sangat penting mungkin untuk lebih jauhnya nanti mitigasinya kami itu memberikan sosialisasi kepada masyarakat sepanjang bantaran sungai tidak membuang sampah. Kedua, mungkin sanksi kita juga perlu menerapkan sanksi tegas kepada oknum masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Selama ini sanksi membuang sampah hanya tipiring dan itu sepertinya belum memberikan efek jera dan rasa takut," terangnya.

Diuraikan, sebagus apa pun perencanaan pemerintah dalam membangun fasilitas penanganan banjir, namun jika tidak didukung perilaku masyarakat maka hal tersebut tidak akan berdampak.

Dikatakan, saat ini ada beberapa opsi titik yang potensial dilakukan normalisasi kanal yakni sungai Pamusian, Sungai Karang Anyar bandara, dan kanal Kelurahan Gunung Lingkas di Jalan Kusuma Bangsa.

“Kalau untuk sementara berdasarkan kajian kita kan ada empat (kanal) yang pertama Karang Anyar ada 3 kalau di Pamusian 1. Itu saja yang paling utama penghubung daratan ke laut. Kalau Karang Anyar itu sudah dari bandara, kedua itu di Karang Anyar Pantai ketiga Jalan Kusuma Bangsa terus ke Kampung Bugis Dalam, Pamusian itu tembus ke Simpang Tiga tembusnya ke Sungai Pamusian," terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

X