• Senin, 22 Desember 2025

Penduduk Miskin Kaltara Turun 0,14 Ribu Jiwa, Komoditi Beras Jadi Penyumbang GKM Tertinggi

Photo Author
- Jumat, 12 Juli 2024 | 16:45 WIB
PENDUDUK: Beras tercatat sebagai penyumbang tertinggi garis kemiskinan makanan di Kaltara.
PENDUDUK: Beras tercatat sebagai penyumbang tertinggi garis kemiskinan makanan di Kaltara.

 

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara (Kaltara) pada Maret 2024 sebesar 47,83 ribu jiwa. Angka ini mengalami penurunan 0,14 ribu jiwa jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 yang mencapai 47,97 ribu jiwa.

Dari angka ini tercatat jumlah penduduk miskin daerah perkotaan yang mengalami penurunan, baik itu secara absolut maupun persentase. Sedangkan penduduk miskin daerah pedesaan mengalami kenaikan secara absolut maupun persentase.

“Selama periode Maret 2023-Maret 2024, penduduk miskin di daerah perkotaan menurun 1,6 ribu jiwa dari 24,75 ribu jiwa pada Maret 2023 menjadi 23,18 ribu jiwa pada Maret 2024,” ujar Mas’ud Rifai, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara kepada Radar Kaltara saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Sementara untuk penduduk miskin di daerah pedesaan mengalami kenaikan sebanyak 1,4 ribu jiwa, dari 23,22 ribu jiwa pada Maret 2023 menjadi 24,65 ribu jiwa pada Maret 2024 atau secara persentase naik 0,49 persen, dari 8,74 persen menjadi 9,23 persen. 

“Jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan lebih banyak dibanding di daerah perkotaan. Ini sejalan dengan persentase penduduk miskin yang berada di daerah pedesaan pada Maret 2024 sebesar 9,23 persen, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 4,73 persen,” bebernya.

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan (GK), karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.

Mas’ud menjelaskan, selama periode Maret 2023-Maret 2024, GK naik 4,45 persen, yakni dari Rp 817.876 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp 854.294 per kapita per bulan pada Maret 2024.

“Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan yang terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non-makanan (GKNM), peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan,” tuturnya.

Pada Maret 2024, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 73,43 persen. Sedangkan sumbangan GKNM terhadap GK hanya 26,57 persen. GK di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan di daerah pedesaan.

“Pada Maret 2024 garis kemiskinan di daerah perkotaan Rp 885.655, sedangkan di daerah pedesaan sebesar Rp 799.327. Ini menggambarkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup di daerah perkotaan lebih mahal dibandingkan di daerah pedesaan,” jelasnya.

Sementara untuk komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam membentuk GKM di provinsi ke-34 Indonesia ini pada Maret 2024 antara daerah perkotaan dan pedesaan terdapat perbedaan pola.

Tercatat, lima komoditi terbesar penyumbang GKM di perkotaan meliputi beras, rokok kretek/filter, telur ayam ras, daging ayam ras dan bandeng. Sementara lima komoditas terbesar penyumbang GKM di pedesaan meliputi beras, rokok kretek/filter, daging ayam ras, bandeng dan telur ayam ras.

“Penyumbang terbesar di seluruh wilayah (perkotaan dan pedesaan) adalah komoditi beras dengan ontribusi 25,09 persen di perkotaan dan 27,85 persen di pedesaan,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

X