Musibah speedboat terbalik kembali terjadi di perairan Kaltara.Setelah sebelumnya speedboat terbalik dan tenggelam di perairan Nunukan, kini kejadian yang serupa terjadi di Bulungan.
Speedboat yang membawa 30 penumpang dilaporkan terbalik di perairan Sungai Temangga, Bulungan, Senin (10/2). Kasi Ops dan Kesiapsiagaan Basarnas Tarakan, Dede Hariana mengatakan, kecelakaan speedboat Iksa Ekspress terjadi saat dihantam gelombang dalam perjalanan dari Pulau Tias menuju Tanjung Selor.
"Dilaporkan, ada 30 orang penumpang di dalam speedboat," kata Dede kepada Radar Kaltara, Senin (10/2). Hingga saat ini, proses evakuasi masih dilakukan dilakukan oleh tim gabungan. "Iya, sekarang ini prosea evakuasi masib dilakukan," pungkasnya.
Baca Juga: Setelah 10 Hari, Pencarian Korban Speedboat Tenggelam di Nunukan Dihentikan
Dalam musibah ini, ada 3 korban meninggal dunia dan 4 lagi dalam pencarian. Pencarian terhadap empat orang korban kecelakaan speedboat Iksa Ekspress di perairan Sungai Temangga, Bulungan masih terus berlanjut hingga, Senin (10/2).
Kapolresta Bulungan, AKBP Rofikoh Yunianto melalui PS Kasi Humas Polresta Bulungan, Ipda Magdalena Lawa mengatakan, empat korban yang belum ditemukan masing-masing berinisial A, D, AH dan AB.
"Tiga korban meninggal dunia. Sementara, empat orang masih dalam pencarian," kata Magdalena kepada Radar Kaltara, Senin (10/2). Kejadian ini berawal saat speedboat yang membawa penumpang dari acara pernikahan menabrak kayu, sehingga oleng ke kiri dan terbalik. "Rombongan menggunakan dua speedboat. Satu speedboat mengalami kecelakaan," pungkasnya.
IDENTIFIKASI
Tim Inafis Polda Kaltara melakukan identifikasi terhadap jenazah korban kecelakaan speedboat Iksa Ekspress di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor, Senin (10/2).
Kepala Pusinafis Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mashudi memastikan proses identifikasi berjalan cepat, akurat dan sesuai prosedur agar jenazah segera diserahkan kepada keluarga. "Tim Inafis Polda Kaltara menjalankan SOP identifikasi korban dengan metode pemeriksaan sidik jari, pencocokan ciri fisik serta analisis barang pribadi yang ditemukan di sekitar jenazah," kata Mashudi.
Setiap tahap dilakukan dengan cermat untuk memastikan keakuratan hasil identifikasi.
“Harus tepat dan tidak boleh ada kesalahan. Kami menggunakan metode sidik jari sebagai prioritas utama dan mengkonfirmasi data tambahan melalui ciri fisik atau barang bawaan korban jika diperlukan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Mashudi juga memberikan dukungan moril kepada korban selamat.“Kami hadir di sini tidak hanya untuk membantu proses identifikasi, tetapi juga untuk memberikan semangat," pungkasnya. (*)