• Minggu, 21 Desember 2025

Oleh-Oleh Khas Tarakan Kalah Populer dari Milo Malaysia

Photo Author
- Selasa, 8 April 2025 | 13:23 WIB
OLEH-OLEH: Milo Malaysia yang banyak ditemui di Pasar Batu, Tarakan.
OLEH-OLEH: Milo Malaysia yang banyak ditemui di Pasar Batu, Tarakan.

Kota Tarakan dikenal dengan sejumlah makanan khas yang cocok dijadikan oleh-oleh, seperti ikan asin tipis (pepija), dodol rumput laut, hingga kepiting soka goreng.

Namun, kenyataannya, oleh-oleh tersebut kalah populer dibandingkan dengan salah satu produk asal Malaysia, yaitu Milo Malaysia, yang justru sering dijadikan oleh-oleh khas Tarakan.

Fenomena ini telah menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat Tarakan, sebuah ironi yang mencerminkan kurangnya perhatian terhadap pentingnya mencintai dan memperkenalkan produk-produk asli daerah.

Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan, Herianto Baan, mengungkapkan bahwa peredaran produk-produk asal Malaysia, termasuk Milo, masih marak di Tarakan, bahkan di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).

“Produk seperti Milo Malaysia masih beredar luas di Tarakan. Kami terus berusaha melakukan pemeriksaan serta memberikan edukasi kepada masyarakat agar memilih produk yang legal, seperti Milo Indonesia,” ujar Herianto dalam wawancara, Senin (24/3).

Beberapa faktor memengaruhi tingginya minat masyarakat Tarakan terhadap Milo Malaysia, yang kini bahkan menjadi oleh-oleh wajib. Salah satu faktor utamanya adalah rasa Milo Malaysia yang lebih manis dibandingkan varian yang diproduksi di Indonesia.

Selain itu, produk ini mudah didapatkan karena pasokan dari Malaysia, serta persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa produk Malaysia lebih unggul dibandingkan produk dalam negeri.

“Beberapa faktor yang memengaruhi adalah rasa yang lebih manis, akses yang mudah, dan doktrin bahwa produk Malaysia lebih baik daripada produk Indonesia,” tambah Herianto.

Keberadaan produk ilegal ini berbanding lurus dengan tingginya permintaan, bahkan tak jarang sejumlah pejabat di instansi tertentu mengajak tamu-tamunya untuk membeli Milo Malaysia sebagai oleh-oleh.

“Kami sering mengimbau instansi-instansi agar tidak mengajak tamu mereka berkunjung ke toko-toko yang menjual produk ilegal asal Malaysia, karena sebagian besar produk tersebut tidak memiliki izin edar yang sah,” tegas Herianto.

BPOM juga menegaskan bahwa Milo buatan Indonesia sudah memenuhi standar kesehatan yang berlaku di Indonesia, dengan mempertimbangkan dampak kesehatan bagi masyarakat.

“Ada yang berpendapat bahwa Milo Malaysia lebih manis, namun sebenarnya BPOM sudah mengurangi kadar gula pada produk Milo Indonesia sesuai dengan standar yang ditetapkan, guna mengurangi risiko peningkatan penyakit diabetes di Indonesia,” jelasnya.

Hingga saat ini, BPOM terus berupaya memberantas peredaran produk ilegal asal Malaysia di Tarakan. Beberapa kali, pihak BPOM melakukan pemusnahan terhadap produk-produk tersebut.

“Perang melawan produk ilegal ini tidak bisa dilakukan oleh BPOM saja. Semua elemen masyarakat harus ikut berpartisipasi dengan meningkatkan kesadaran untuk mencintai produk Indonesia,” imbau Herianto. (*/wld)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X