• Senin, 22 Desember 2025

Mobil Pikap Terjun ke Sungai di Tulin Onsoi, Satu Orang Tewas, Empat Lainnya Luka-Luka

Photo Author
- Selasa, 23 September 2025 | 13:30 WIB
JATUH KE SUNGAI: Menghindari kendaraan motor yang mengambil jalurnya, mobil pikap hilang kendali dan jatuh ke sungai.
JATUH KE SUNGAI: Menghindari kendaraan motor yang mengambil jalurnya, mobil pikap hilang kendali dan jatuh ke sungai.

 

NUNUKAN - Kecelakaan lalulintas sepertinya semakin tidak bisa dihindarkan. Di Tulin Onsoi, sebuah mobil pikap Grandmax berwarna hitam mengalami kecelakaan tepatnya di Jalan Trans Kalimantan, di penurunan perbatasan PT TMSJ 2 dengan Desa Salang, Kecamatan Tulin Onsoi, Sabtu (20/9) sekitar pukul 17.45 WITA.

Insiden itu bahkan menewaskan satu orang penumpang dan membuat empat lainnya mengalami luka serius maupun ringan. Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Sunarwan, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa mobil Grandmax tersebut dikemudikan Afr (34), warga Desa Sekikilan, Kecamatan Tulin Onsoi.

Saat kejadian, ia tengah dalam perjalanan dari Desa Naputi menuju Basecamp Rayon A PT KHL 4. Di dalam mobil terdapat empat rekannya yang ikut menumpang, dengan satu orang duduk di kursi depan dan tiga lainnya berada di bak belakang bersama muatan berupa kursi.

Kecelakaan nahas itu terjadi, saat melintas di jalur menurun, mobil tiba-tiba harus menghindari sebuah sepeda motor yang keluar dari simpang kebun dan hendak menuju Desa Salang.

Sopir spontan membanting setir untuk menghindari tabrakan, namun kendaraan oleng, hilang kendali, lalu masuk ke dalam anak sungai di sisi jalan. Benturan keras membuat seluruh penumpang terpental. Seorang penumpang bernama AA (29) meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka parah yang dideritanya.

"Untuk jenazah korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka di Basecamp Rayon A PT KHL 4," ungkap Sunarwan. Sementara itu, empat korban lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda. Sopir, Afr, mengalami luka robek di bagian belakang kepala dan memar pada pinggang. Penumpang bernama RR (32) menderita bengkak di tangan kanan, luka gores pada telinga kiri, serta memar di pipi kanan.

FP (21) mengalami luka gores di bagian pinggang dan lutut kiri. Sedangkan korban termuda, FAN (17), mengalami luka robek di kepala yang cukup serius hingga memerlukan 17 jahitan.

“Kalau korban lainnya langsung dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Sementara korban yang meninggal dunia sudah diserahkan ke pihak keluarga,” tambah Sunarwan.

Hasil olah TKP mengungkap, bahwa kondisi jalan di lokasi sebenarnya berupa jalan aspal lurus dengan arus lalu lintas relatif normal. Namun, faktor kewaspadaan menjadi penyebab utama kecelakaan ini.

“Sopir berusaha menghindari kendaraan roda dua yang muncul mendadak dari persimpangan, sehingga mobil tidak terkendali. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kewaspadaan harus selalu diutamakan, terlebih saat melintasi jalur persimpangan perkebunan,” tambahnya.

Sunarwan pun mengimbau seluruh pengendara di wilayah perbatasan, baik roda empat maupun roda dua, untuk lebih berhati-hati, menjaga kecepatan, serta selalu memperhatikan kondisi sekitar.

Jalan Trans Kalimantan yang membelah perkebunan dan pemukiman kerap menjadi jalur perlintasan pekerja maupun warga desa, sehingga risiko kecelakaan sangat tinggi apabila pengendara lengah.

“Jangan menunggu terjadi korban lagi baru kita sadar pentingnya keselamatan. Kami minta masyarakat lebih disiplin, patuh aturan lalu lintas, dan selalu waspada dalam berkendara,” tutup Ipda Sunarwan. (raw)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X