kalimantan-utara

“Kenaikan Harga Masih Batas Normal”

Senin, 14 Januari 2019 | 15:28 WIB

TARAKAN – Tarif pesawat yang melambung, satu persatu akan turun harga. Targetnya 20 persen hingga 60 persen dari harga semula. Maskapai telah mulai menurunkan harga untuk beberpa rute penerbangan per Jumat lalu (11/1). 

Kini tiket dari Jakarta ke Surabaya jika di lihat dari platform penerbangan kemarin (13/1), dibandrol antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,3 juta untuk periode terbang bulan ini. Variasi harga tersebut menurut jenis maskapai dan jam terbang. Menurut pantauan media ini, sebelum Jumat lalu, harga tiket Jakarta-Surabaya paling murah Rp 800 ribu untuk periode terbang bulan ini. 

Pada rute Jakarta-Tarakan misalnya, beberapa bulan sebelumnya hanya di kisaran Rp 900 ribu hingga Rp 1,2 juta. Beberapa hari terakhir berkisar Rp 1,8 juta hingga beberapa hari ke depan. Di rute lain seperti Tarakan-Balikpapan, mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta. Beberapa pekan sebelumnya hanya di kisaran Rp 350-500 ribu.

Kekhawatiran tersebut tak hanya dirasakan oleh para calon penumpang. Para pemilik travel pun mengaku beberapa pekan terakhir merasa khawatir kehilangan pembeli. Sebab, persoalan bagasi berbayar belum hilang muncul persoalan kenaikan harga tiket.

 “Nanti diterapkan kembali bagasi yang dibebankan kepada para penumpang, khusus untuk penerbangan Lion Group. Jadi per 22 Januari ini, tidak ada lagi free bagasi. Kemarin ada email masuk, dari beberapa maskapai, seperti Citilink itu sudah menerapkan bagasi berbayar,” ungkap, Rika Pratiwi, Pemilik Ondaria Travel Agen kepada Radar Tarakan, Minggu (13/1).

Kenaikan harga tiket ini juga dipengaruhi adanya beberapa maskapai yang off sementara atau maintenance alias pemeliharaan di beberapa jalur.

“Seperti Garuda dan Batik. Kalau Garuda sama sekali off, karena Batik masih ada penerbangan pagi. Lion juga yang penerbangan pukul 17.25 Wita sudah tidak ada. Jadi yang penerbangan terakhir itu, pukul 12.55 Wita,” katanya.

Tak tanggung-tanggung, adanya perubahan jam terbang beberapa maskapai membuat, beberapa calon penumpang melakukan refund tiket atau mengembalikan uang. Total sekitar Rp 35 juta sudah dia kembalikan ke para  calon penumpang. Khususnya bagi penerbangan rute Tarakan – Jakarta.

“Karena mereka mengharapkan naik Garuda dan Batik,” bebernya.

Beberapa perubahan ini sangat membawa banyak dampak. Entah itu kepada agen travel, juga kepada calon penumpang. Ia mengaku, jika biasanya berlaku tiket promo, sekarang justru sama sekali tidak ada. Bahkan kenaikan harga tiket ini pun cukup fantastis dan sangat mengejutkan.

“Biasanya kan jam dua subuh, masih ada buka harga tiket promo, potongan Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu itu masih ada. Tapi sekarang tidak ada, malah kenaikan tiket lebih dari 100 persen,” katanya.

Sementara dari sisi calon penumpang, justru banyak yang menunda keberangkatan sembari menunggu harga tiket kembali normal. Tak jarang yang menanyakan kepada dirinya, kapan harga tiket kembali normal.

“Terutama mereka yang belum pulang ke daerahnya, terjebak dengan harga tiket yang melambung tinggi. Bertanya, kapan harganya turun. Kita juga nggak tahu,” jelasnya.

Ia sendiri tak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga tiket yang melambung tinggi ini. Hingga saat ini pun ia masih menunggu informasi dari pihak yang lebih berwenang.

“Setiap kami pertanyakan di agen lewat pesan email, mengapa tiket ini mahal? Apa alasannya? Tapi mereka tidak menjawab hinggai saat ini. Jadi mau tidak mau, kita terima. Calon penumpang banyak yang mengeluh juga,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini