TANJUNG REDEB – Permintaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Berau sedang tinggi. Kondisi ini membuat stok atau ketersediaan darah menipis.
Ketua PMI Berau Fitrial Noor mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyusun skema terkait dengan kegiatan donor darah secara terjadwal. Juga gencar sosialisasi ke lembaga, organisasi, kelompok paguyuban serta sektor perusahaan agar bisa membuat kegiatan donor darah.
“Salah satu contoh, kita beberapa pekan lalu sudah kegiatan donor darah untuk masyarakat umum di Lapangan Pemuda sembari nonton bareng Timnas Indonesia,” ujarnya. Diketahui, permintaan kantong darah dari calon penerima transfusi terbanyak untuk golongan darah A dan O.
Baca Juga: Cegah Penyebaran DBD, Ini yang Dilakukan Diskes Berau
“Itu (golongan darah O dan A) permintaan yang paling banyak, tetapi bukan berarti golongan darah lain tidak diminta ya,” tegasnya.
Menurutnya, dengan menerapkan kegiatan terjadwal maka masa berlaku stok kantong darah untuk calon pasien yang membutuhkan tetap sehat.
“Karena masa kantong darah sehat hanya bisa bertahan sampai 35 hari sehingga dengan penerapan transfusi terjadwal, stok untuk calon pasien membutuhkan bisa terarah dan maksimal,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah PMI Berau, Yushelly Dinda Pratiwi menambahkan, salah satu penyebab menipisnya stok darah di Kantor PMI Berau karena menurunnya antusiasme warga untuk melakukan donor darah.
Baca Juga: Diskes Berau Bersiap Gelar Vaksin Serviks untuk Murid SD
“Jadi, kita harus aktif untuk melakukan donor darah ke masyarakat atau dengan cara menjemput bola,” bebernya.
Terutama, menurut Shelly, permintaan kantong darah di RSUD Dr Abdul Rivai, Tanjung Redeb sangat banyak bahkan total dalam sebulan bisa mencapai 300 kantong. “Kami (PMI) akumulasi satu bulan bisa menghasilkan 300 lebih kantong darah. Paling dominan permintaan golongan darah O dan A untuk di RSUD Abdul Rivai,” sebutnya.(aky/far/k15)