• Minggu, 21 Desember 2025

Duka Menggema di Sungai Mahakam; Seekor Pesut Ditemukan Mati di Keramba Warga Muara Wis

Photo Author
- Minggu, 9 November 2025 | 18:41 WIB
Evakuasi Upin, Pesut Mahakam yang ditemukan mati di Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Muara Wis (Ist/BPSPL Pontianak Wilker Mahakam Ulu)
Evakuasi Upin, Pesut Mahakam yang ditemukan mati di Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Muara Wis (Ist/BPSPL Pontianak Wilker Mahakam Ulu)

PROKAL.CO, TENGGARONG – Kabar duka menggema di perairan Sungai Mahakam. Salah satu penghuni setia mereka yang kini berstatus endemik ditemukan dalam keadaan tewas pada hari Rabu (5/11) kemarin. Ia adalah Upin, seekor Pesut Mahakam berjenis kelamin jantan—yang ditemukan dalam kondisi mati, tersangkut di keramba masyarakat di Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Kecamatan Muara Wis.

Kematian Upin ini dikonfirmasi Ketua Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle Kreb, Minggu (9/11). Penemuan jasad Upin lima hari lalu direspon cepat oleh Yayasan Konservasi RASI bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak Wilker Mahakam Hulu serta masyarakat sekitar kawasan konservasi yakni Pokdarwis 3B Desa Pela untuk mengevakuasinya.

“Dia ditemukan dalam kondisi mati dan tersangkut. Jadi kami langsung evakuasi dan melakukan pengukuran morfometrik dan analisa kondisi individu,” ungkap Danielle.

Evakuasi Upin, Pesut Mahakam yang ditemukan mati di Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Muara Wis (Ist/BPSPL Pontianak Wilker Mahakam Ulu)

Diketahui, Upin merupakan Pesut Mahakam jantan dengan dengan panjang tubuh 174 cm dan berat 104 kg—ia lahir pada bulan Juli tahun 2022 lalu. Danielle memastikan jasad Upin yang telah dievakuasi kemudian di bawa ke Stasiun Pengamatan Pesut RASI. Untuk dilakukan nekropsi oleh dokter hewan, serta diambil sampel organnya untuk uji laboratorium.

“Saat ini masih uji laboratorium untuk mengetahui penyebab kematian,” tegasnya.

Danielle belum bisa memastikan jumlah Pesut Mahakam saat ini seiring dengan meninggalnya Upin. Dikarenakan ada beberapa yang lahir dan mati pada tahun 2025 ini. Namun pihaknya saat ini fokus menunggu hasil foto dan identifikasi kematian hewan mamalia air tawar bernama latin memiliki nama latin Orcaella Brevirostris ini.

“Biasanya hasil analisa selesai paling cepat bulan Januari,” tutup Danielle. Berdasarkan hasil pemantauan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur bersama Yayasan Konservasi RASI per bulan Oktober lalu. Angka Pesut Mahakam menyentuh 62 ekor. Angka ini sewaktu-waktu berubah, dikarenakan ada yang lahir dan ada yang mati.

Kematian Upin menjadi pengingat bahwa keberlangsungan hidup Pesut Mahakam menjadi tanggung jawab bersama. Untuk sama-sama melindungi satwanya, yang terancam punah. Agar Pesut Mahakam tetap Lestari dan berenang bebas di habitatnya hingga dilihat oleh anak cucu penerus generasi. (moe)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X