• Minggu, 21 Desember 2025

DPRD Kukar Dorong Edukasi Pengelolaan Sampah Sejak Dini, Sopan Sopian Usul Inovasi Tukar Sampah dengan Akses Wi-Fi

Photo Author
- Kamis, 13 November 2025 | 22:37 WIB
Anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian (Elmo/Prokal.co)
Anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian (Elmo/Prokal.co)

PROKAL.CO, TENGGARONG – Anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Sopan Sopian menegaskan pentingnya edukasi pengelolaan sampah sejak usia dini sebagai upaya membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan. Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI itu menilai, pembiasaan memilah sampah di kalangan anak-anak bisa menjadi langkah awal membentuk budaya baru di masyarakat.

“Anak-anak harus dibiasakan memilah sampah, mana yang organik dan mana yang plastik. Jadi sejak kecil mereka sudah paham bahwa botol plastik bukan untuk dibuang sembarangan,” ujarnya.

Sopan mencontohkan, Desa Kayubatu sudah memiliki sarana dasar pengelolaan sampah, seperti alat pencacah plastik dan tempat pembakaran, yang bisa dijadikan media edukasi langsung bagi warga dan pelajar.

“Sampah plastik bisa dicacah jadi bijih plastik untuk didaur ulang. Anak-anak bisa belajar langsung di lapangan, bukan hanya teori,” tambahnya.

Tak hanya menekankan pentingnya edukasi, Sopan juga mengusulkan program inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Salah satu idenya adalah memberikan akses Wi-Fi gratis bagi warga yang menukar sampah plastik di taman atau ruang publik.

“Saya pernah lihat di Banjarmasin, botol plastik bisa ditukar dengan akses Wi-Fi. Ini bagus kalau diterapkan di Kukar. Orang jadi termotivasi untuk buang sampah di tempatnya karena dapat manfaat langsung,” katanya.

Politikus Partai Gerindra ini menilai, perubahan budaya lingkungan harus dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan berulang.

“Kalau setiap hari orang buang sampah di tempatnya, lama-lama itu jadi kebiasaan. Dari situ budaya baru terbentuk,” ujarnya.

Meski demikian, Sopan mengakui tantangan terbesar justru berasal dari masyarakat usia dewasa yang masih kurang disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“Anak-anak lebih mudah diarahkan, tapi banyak orang dewasa yang masih abai. Karena itu pendekatannya harus kreatif dan terus-menerus,” tutupnya.

Sopan berharap, dengan kombinasi pendidikan lingkungan di sekolah dan inovasi sosial di masyarakat, Kutai Kartanegara dapat menjadi daerah yang lebih bersih, tertib, dan berbudaya ramah lingkungan. (adv/moe)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X