PROKAL.CO, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menegaskan posisinya sebagai daerah yang serius menggerakkan ekonomi kreatif dan melestarikan budaya daerah. Melalui TingkiLand Fest 2025, salah satu rangkaian Kukar Kaya Festival, musik tradisional tingkilan tampil dalam format baru yang memadukan kekayaan lokal dengan sentuhan modern pop—sebuah gebrakan yang langsung mencuri perhatian nasional.
Gelaran yang dipusatkan di depan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada 23–24 November itu menjadi panggung kolaborasi antara pemerintah daerah, seniman lokal, dan industri kreatif. Pemkab Kukar menggandeng EO lokal Visidea serta menghadirkan musisi nasional Bilal Indrajaya dan Element, yang untuk pertama kalinya tampil dengan iringan tingkilan bersama grup lokal Pelandok Besayap.
Ribuan warga menyemut di kawasan Kedaton pada malam puncak festival, Minggu (23/11), menyaksikan bagaimana musik tradisi Kutai naik kelas. Perpaduan bariton Bilal dengan balada pop yang nostalgik berpadu instrumen gambus dan ketipung menghadirkan pengalaman musikal baru yang memukau penonton.
Sebelum penampilan utama dimulai, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menyapa ribuan warga yang memenuhi pelataran Kedaton. Di hadapan publik, ia menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi strategi kebudayaan sekaligus penggerak ekonomi kerakyatan dalam visi Kukar Idaman Terbaik.
“Malam ini kita buktikan bahwa musik tingkilan Insya Allah akan menjadi salah satu musik yang mewarnai industri musik Indonesia,” serunya.
Aulia mengatakan penyelenggaraan festival ini adalah cara pemerintah melestarikan budaya sekaligus memberi ruang bagi masyarakat pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan seniman lokal untuk tumbuh. Ia menegaskan bahwa anggaran yang digunakan bukan untuk konser biasa, tetapi untuk mengangkat identitas daerah agar dikenal lebih luas.
“Kalau tidak ada unsur lokalnya, kami pun tidak akan menggelar konser ini. Kita ingin semua orang tahu tingkilan adalah karakter musik Kukar—nyaman didengar, dan punya tempat di industri modern,” tegas Aulia.
Pemerintah memastikan event budaya dan kreatif tidak hanya berhenti sebagai tontonan, tetapi menjadi wahana menghidupkan kembali tradisi, memperkuat identitas daerah, dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Dengan TingkiLand Fest, musik tingkilan tidak lagi hanya menjadi warisan, tetapi kekuatan baru yang siap melangkah ke panggung nasional—bahkan global—melalui keberanian berkolaborasi dan inovasi. (adv/moe)