kutai-kartanegara

TingkiLand Fest Mengawinkan Modern Pop Bilal Indrajaya dengan Irama Tingkilan; Gebrakan Kukar Go Nasional

Senin, 24 November 2025 | 19:14 WIB
Penampilan Bilal Indrajaya bersama Pelandok Besayap pada Tingkiland Fest (Elmo/Prokal.co)

 

PROKAL.CO, TENGGARONG - Tidak banyak orang mengenal musik Tingkilan di masa kini. Musik tradisional khas Kutai ini berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Seringkali dibawakan pada acara adat maupun pesta rakyat, tingkilan memadukan gambus dengan gendang dan ketipung—sehingga menghasilkan irama yang ritmis dan enerjik.

Berakar dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, tingkilan biasa tampil saat ada penampilan Tari Jepen maupun saat ada pesta rakyat—diiringi dengan pantun atau syair berbahasa Kutai. Seiring berkembangnya zaman, seni musik berevolusi—sama halnya dengan tingkilan. Yang dulu tingkilan pakem dengan gambus Kutai, kini mereka sudah mulai akrab dengan gitar elektrik hingga keyboard.

Kekayaan tingkilan ini yang mendorong pemerintah daerah setempat untuk melestarikannya di kalangan pemuda hingga mendunia. Melalui TingkiLand Fest 2025 yang berpusat di depan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Tenggarong pada tanggal 23 dan 24 November. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar gandeng EO lokal, Visidea—memperkenalkan tingkilan ke dunia dengan konsep kolaborasi.

Mendatangkan artis nasional, Bilal Indrajaya serta band Element. Dua musisi ini pertama kalinya tampil dengan iringan tingkilan, berkat duet dengan grup musik lokal—Pelandok Besayap. Kolaborasi unik ini juga disemarakkan dengan berbagai penampilan talenta lokal yang saling unjuk gigi memperkenalkan tingkilan ke masyarakat luas.

Ketua Panitia, Catur Palinggi mengatakan konsep ini adalah semangat kolektif masyarakat yang berkeinginan mengorbitkan keindahan tingkilan hingga ke penjuru negeri. Gagasan yang kental akan tradisi dan budaya ini memerlukan peran pelaku musik lokal dengan artis nasional sebagai pemantiknya.

“Melalui festival ini, kita ingin menghadirkan kembali suasana betingkilan dalam bentuk yang lebih luas dan modern. Tempat di mana orang datang bukan hanya untuk menonton, tapi untuk merasakan, ikut terlibat, dan bangga menjadi bagian dari keunikan kearifan lokal budayanya,” tutur Catur.

Semangat TingkiLand Fest ini beresonansi di Kota Raja pada malam puncaknya, Minggu (23/11). Ribuan jiwa memadati kawasan Kedaton Kesultanan Kutai, ribuan pasang mata juga terpaku pada panggung megah itu. Antusias menunggu penampilan Bilal Indrajaya dan Element, yang pertama kalinya membawakan musik mereka dengan tingkilan.

Namun, sebelum penampilan dimulai oleh Bilal Indrajaya—para penonton disapa Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri. Dalam kesempatan ini, Aulia menegaskan komitmen pemerintah dalam menghadirkan hiburan bagi rakyat—sekaligus melestarikan budaya dan menggerakkan ekonomi. Di bawah kepemimpinannya bersama Rendi Solihin melalui “Kukar Idaman Terbaik”.

Rendy Solihin

“Malam ini bukan hanya Tabola Bale yang akan dikenal, bukan hanya Pacu Jalur yang akan mendunia. Malam ini kita buktikan bahwa musik tingkilan, Insya Allah akan menjadi salah satu musik yang mewarnai industri musik Indonesia,” seru Aulia.

Orang nomor satu di Kukar ini menyampaikan semangatnya kepada masyarakat, untuk percaya atas kekayaan yang dimiliki daerah. Bahwa tingkilan adalah musik khas Kabupaten Kutai Kartanegara. Dan dengan TingkiLand ini, bukan konser biasa saja—namun upaya dari menduniakan tingkilan ke penjuru negeri.

“Ada yang bertanya kepada kami, ‘Pak Bupati, Kukar ini kan sedang defisit anggaran, kenapa masih mengadakan konser?’ Kami tegaskan, ini bukan konser biasa. Kalau tidak ada unsur lokalnya, kami pun tidak akan menggelar konser ini. Kita harap setelah ini semua orang bisa tahu bahwa musik tingkilan ini memiliki karakter yang nyaman didengar, bahkan lebih nyaman dari musik modern lainnya,” tegasnya.

Setelah sambutan Aulia berakhir, Bilal Indrajaya pun keluar untuk tampil bersama Pelandok Besayap. Memulai penampilannya dengan Saujana, dilanjutkan dengan Nelangsa Pasar Turi, Dara, Biar dan diakhiri dengan Niscaya. Vokal bariton, dibalut dengan balada pop yang nostalgik dengan instrumen tingkilan yang riang, serta lirik puitis nan melankolis. Bilal berhasil membuat ribuan masyarakat tak berdaya dengan penampilannya.

Halaman:

Terkini