Bilal menyampaikan kekagumannya terhadap TingkiLand Fest ini. Pria kelahiran Tanggerang Selatan, Jakarta ini mengatakan, antusias masyarakat sangat luar biasa. Bilal sendiri perdana tampil di Kukar, dan ia sangat senang bisa menggabungkan dua elemen musik—pop modern dengan tingkilan tradisional.
“Ini pengalaman yang seru. Dan ini upaya melestarikan budaya juga kan, dan menggabungkannya dengan modern pop ini sangat luar biasa,” tuturnya.
Melestarikan budaya, ucap Bilal, menjadi tanggung jawab bersama. Dari kalangan masyarakat, dan juga pastinya pemerintah. Dengan menggabungkan dua dunia ini, Bilal yakin generasi muda akan lebih terekspos dengan kekayaan budaya. Terlebih baginya, musik adalah medio silaturahmi antar manusia.
“Musik ini adalah media manusia bersilaturahmi, itu yang paling mahal. Dan untuk melestarikan budaya negara kita, kalau bukan kita anak muda. Siapa lagi?” seru Bilal.
Seorang penonton TingkiLand juga menyampaikan kekagumannya terhadap event ini. Della Tri Andini namanya, perempuan muda asli Tenggarong ini merupakan fans berat Bilal Indrajaya. Sudah pernah menontonnya langsung, dan kini melihatnya pertama kali tampil dengan iringan musik tingkilan dari asal tempat kelahirannya—Della sangat kagum terhadap perpaduan unik ini.
“Awalnya gak ngira bakal sebagus dan semasuk ini, karena saya sering dengarkan Bilal. Tapi ternyata masuk-masuk aja, semoga banyak lagi yang seperti ini,” ucap Della.
TingkiLand Fest tidak hanya menghadirkan hiburan—tetapi membuka jalan baru bagi tingkilan menuju panggung nasional. Melalui kolaborasi, kreativitas, dan keberanian bereksperimen, musik tradisi Kutai kini tidak lagi sekadar warisan, tetapi menjadi energi baru yang berpotensi dikenali dunia. (adv/moe)
