Sebuah tinjauan terhadap lusinan penelitian yang diterbitkan mengenai mekanisme dibalik penyakit neurologis telah mengumpulkan bukti kuat bahwa orang yang sering mengupil mempunyai risiko tinggi terkenal penyakit Alzheimer.
Hal itu ditulis dalam sebuah studi terbaru yang disusun oleh para peneliti di Western Sydney University yang diterbitkan dalam Biomolecules pada tahun lalu. “Peradangan saraf pada penyakit Alzheimer mungkin sebagian disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur patogen yang memasuki otak melalui hidung dan sistem penciuman,” tulis mereka dalam studi tersebut dikutip dari New York Post.
Mengupil hidung secara kronis, yang secara medis dikenal sebagai Rhinotillexomania, berarti memasukkan kuman ke dalam rongga hidung sensitif yang menyebabkan peradangan di otak yang dikaitkan dengan timbulnya penyakit Alzheimer.
Lebih dari 6 juta orang hidup dengan penyakit neurodegeneratif, terutama menyerang mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Para ilmuwan masih belum yakin secara pasti apa yang menyebabkan penyakit Alzheimer. Namun, di otak pasien, mereka telah mengamati penumpukan protein yang disebut Tau, yang berhubungan dengan respons imun tubuh.
Ketika sel-sel kekebalan tubuh terlalu sering dipicu oleh invasi, para peneliti percaya bahwa stres pada tubuh dalam bentuk peradangan, dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Para penulis studi terbaru itu mendukung teori tersebut, dengan menyatakan bahwa perubahan lingkungan di hidung yang disebabkan oleh pertumbuhan kuman yang berlebihan dapat menjadi sumber infeksi otak yang kronis dan ringan.
Infeksi semacam ini bisa muncul tanpa gejala di luarnya. Namun, bisa menyebabkan peradangan di bawah permukaan, meninggalkan plak protein berbahaya yang berkontribusi pada perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk Alzheimer.
Berbagai patogen umum telah ditemukan di otak penderita Alzheimer, seperti bakteri penyebab pneumonia, virus herpes, virus corona, dan parasit Toxoplasma gondii yang berasal dari kucing.
Dengan mempertimbangkan pencegahan, para peneliti mendesak untuk mencuci tangan secara teratur.
Menurut mereka, dari adanya pandemi COVID-19, salah satu pembelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya kebersihan tangan melalui seringnya mencuci tangan dan penggunaan hand sanitizer.
Mereka menyarankan bahwa mencuci tangan menjadi prosedur kebersihan rutin yang wajib bagi mereka yang sering mengupil atau menderita Rhinotillexomania. (*)