• Minggu, 21 Desember 2025

Cerah Bukan Putih, Saatnya Ubah Cara Pikir Kita Lihat Kulit Sehat

Photo Author
- Selasa, 22 Juli 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi kulit sehat.
Ilustrasi kulit sehat.

Di Indonesia, kita hidup dari Sabang sampai Merauke, warna kulit masyarakat kita sangat bervariasi ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, hingga hitam legam. Ini bukan sekedar keunikan, tapi kekayaan identitas yang seharusnya dirayakan.

Sayangnya, di dunia kecantikan kita masih sering terjebak dalam narasi lama kulit cerah berarti kulit putih. Berbagai produk perawatan wajah masih banyak yang menjual mimpi “putih dalam tujuh hari”, “3x lebih cerah”, atau “kulit bening bak artis Korea”. Tapi apakah benar cantik tuh harus putih?

Baca Juga: Bukan Cuma Angka di Timbangan: Kenali Bentuk Tubuhmu dan Rahasia Pakaian yang Pas!

Jawabannya tidak. Kulit cerah bukan soal warna kulit menjadi lebih putih. Melainkan tentang kulit yang sehat, terawat, dan bercahaya sesuai warna alaminya. Cerah berati itu tidak kusam, terhidrasi, dan merata, entah kalian memiliki kulit ynag berwarna kuning langsat atau hitam alami.

Kita terbiasa dengan iklan yang hanya menampilkan perempuan berkulit putih mulus sebagai simbol kecantikan. Padahal, orang Indonesia lahir dari keragaman genetic dan geografis. Orang Papua punya kulit gelap ynag kuat dan eksotis. Orang jawa cenderung sawo matang. Di Sulawesi dan Nusa Tenggara, kulit beragam dari kuning langsat hingga gelap hangat.

Menururt jurnal Dermatology and Therapy (2022), melanin pada kulit gelap justru melindungi tubuh lebih baik dari sinar UV, memperlambat penuaan dan mengurangi risiko kanker kulit. Jadi, kalau kamu punya kulit gelap, bukan berarti kamu tertinggal. Justru tubuhmu punya sistem pertahanan alami yang luar biasa.

Sekarang waktunya kita ubah sudut pandang tentang kulit cerah bukan berarti harus putih, tapi kulit cerah adalah kulit yang sehat. Ini berlaku untuk setiap warna kulit. Tanda-tanda kulit cerah”

• Terlihat segar dan glowing, dari dalam bukan dari filter.

• Bebas dari kusam, bukan bebas dari warna.

• Terhidrasi dan bersih, bukan hasil dari bleaching.

Masalahnya, standar kecantikan masih sempit. Banyak anak muda ynag merasa harus memutihkan kulitnyaagar merasa cantik atau layak tampil. Akibatknya, mereka terpapar produk=produk pemutih berbahaya yang mengandung merkur, hidrokuinon, atau steroid, seperti yang dijelaskan dalam laporang WHO (2021) tentang bahaya bahan kimia pemutih kulit.

Kecantikan tidak harus seragam. Kulit ynag sehat tidak punya satu warna ideal. Kalau semua orang Indonesia memiliki kulit yang sama, justru akan menghilangkan ciri chas pesona indoneisa.

Karena pada akhirnya, kulit ynag paling cantik adalah kulit yang dirawat dengan kesadaran, buan karena ingin mengubah identitas. Kuit kalian, apapun warnanya berhak dianggap cantik. Bukan karena putih. Tapi karena sehat, bangga, dan dicintai oleh pemiliknya sendiri. (Arsandha Agadistria Putri)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X