• Senin, 22 Desember 2025

Kenapa Waktu Terasa Makin Cepat? Ilusi Psikologis yang Kita Rasakan Tapi Gak Pernah Paham

Photo Author
- Senin, 28 Juli 2025 | 14:11 WIB
Ilustrasi waktu.
Ilustrasi waktu.

Pernah nggak sih kamu merasa, dulu waktu kecil satu minggu rasanya lama banget, tapi sekarang seminggu lewat kayak cuma napas sebentar? Bahkan kadang kita baru bangun tidur, tahu-tahu udah malam lagi. Kenapa waktu terasa makin cepat, padahal secara ilmiah jam masih berdetak sama?

Jawabannya ternyata bukan karena bumi berputar lebih kencang meski itu pernah terjadi sebentar, tapi karena otak kita sendiri yang memanipulasi cara kita merasakan waktu. Dalam psikologi, fenomena ini disebut time perception distortion dan ini adalah pengalaman universal yang makin terasa seiring bertambahnya usia dan kesibukan hidup.

Menurut studi dari Adrian Bejan, profesor teknik dari Duke University, waktu terasa lebih lambat saat kita masih anak-anak karena otak kita menerima lebih banyak informasi baru setiap harinya. Segalanya masih asing wajah orang, tempat baru, rasa takut, rasa penasaran. Setiap pengalaman terasa panjang karena otak butuh waktu lebih banyak untuk memprosesnya. Momen-momen itu membentuk memori yang kuat, dan itulah sebabnya masa kecil kita terasa "panjang" dan penuh warna.

Sebaliknya, saat kita dewasa, segala hal terasa "biasa aja." Rutinitas membuat otak masuk mode auto-pilot. Kita bangun, mandi, kerja, makan, tidur—berulang setiap hari tanpa banyak hal baru. Karena tak banyak memori baru yang terbentuk, hari-hari terasa singkat, bahkan bisa terasa seperti hilang begitu saja. Otak hanya mencatat yang luar biasa, bukan yang berulang-ulang.

Fenomena ini diperparah oleh budaya hustle yang membuat kita sibuk, stres, dan terjebak dalam jadwal tanpa henti. Kita terlalu fokus pada to-do list, target, dan tenggat waktu, sampai-sampai lupa menikmati waktu itu sendiri. Saat hari selesai, yang tersisa hanya kelelahan—tanpa ingatan berarti. Ini membuat otak kita tidak memiliki "jangkar waktu" yang cukup untuk memperlambat persepsi kita terhadap waktu.

Psikolog klinis Tara Well, Ph.D., menyebut dalam tulisannya di Psychology Today bahwa kita terlalu sering menilai diri sendiri berdasarkan produktivitas. "Kita mulai mengukur nilai kita dari seberapa banyak yang kita lakukan, bukan seberapa baik kita merawat diri," tulisnya. Ketika kita mengabaikan kebutuhan tubuh menunda makan, tidur larut, menunda istirahat kita juga sedang membiarkan waktu berlalu tanpa kita sadari.

Lalu, apakah ada cara untuk memperlambat waktu kembali? Jawabannya? ya. Tapi bukan dengan mengutak-atik jam, melainkan dengan mengubah cara kita menjalani hidup. Berikut beberapa cara untuk memperlambat persepsi waktu:

1. Hadapi Hal Baru: Lakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Belajar alat musik, coba olahraga baru, atau traveling ke tempat asing. Pengalaman baru menciptakan memori kuat dan membuat hari terasa lebih panjang.

2. Hadir Penuh Saat Ini: Praktikkan mindfulness. Ketika kamu sadar sepenuhnya terhadap apa yang kamu lakukan—makan tanpa gangguan, berjalan sambil memperhatikan sekitar—kamu memperpanjang persepsi waktu.

3. Kurangi Multitasking: Berhenti lompat-lompat dari satu tugas ke tugas lain. Fokus pada satu hal dalam satu waktu membuat otak punya cukup ruang untuk mencatat memori lebih baik.

4. Buat Rutinitas yang Bermakna: Meski hidup penuh rutinitas, selipkan kegiatan kecil yang bisa memberi rasa baru: membaca buku sebelum tidur, journaling, atau ngobrol tanpa HP dengan orang terdekat.

5. Rayakan Momen Sehari-hari: Foto hal-hal kecil. Tulis satu kalimat tiap malam tentang apa yang kamu rasakan. Memori kecil ini akan membuat harimu terasa lebih berisi saat dikenang.

Pada akhirnya, waktu memang tidak berubah. Tapi cara kita menjalaninya yang menentukan apakah ia terasa panjang atau sekejap. "Kita tidak bisa memperlambat waktu, tapi kita bisa memperkaya hidup kita agar waktu terasa lebih berarti." Jadi, kalau hari ini terasa lewat begitu saja, mungkin itu pertanda untuk berhenti sejenak, menyadari keberadaanmu, dan memberi makna pada tiap detik yang berjalan. Karena waktu gak nunggu kita sadar untuk terus berjalan. (ArshandaAgadistria Putri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X