Ular King Brown dikenal secara ilmiah sebagai Pseudechis australis, meskipun nama umum lainnya yang lebih akrab di kalangan ahli herpetologi adalah Ular Mulga (Mulga Snake).
Meskipun namanya mengandung kata "Brown" (Cokelat) dan "King" (Raja), ular ini secara taksonomi bukan anggota dari genus ular cokelat (Pseudonaja), melainkan termasuk dalam genus Pseudechis, yang merupakan kelompok ular hitam Australia (Australian blacksnakes).
Baca Juga: Pesquet's Parrot: Nuri yang Paling Beda, Dinamakan Drakula dan Hidup di Papua
1. Identitas dan Penamaan
Nama Ilmiah: Pseudechis australis
Nama Umum Alternatif: Ular Mulga (Mulga Snake)
Kesalahpahaman: Nama "King Brown Snake" diberikan karena ukurannya yang besar dan penampilannya yang kecokelatan. Namun, secara genetik, ular ini berkerabat lebih dekat dengan ular hitam Australia (Black Snakes) lainnya.
2. Deskripsi Fisik dan Habitat
Ukuran: Ular King Brown adalah salah satu ular berbisa terpanjang di dunia. Panjang rata-rata spesimen dewasa berkisar antara 2 hingga 3 meter. Spesimen terbesar yang pernah diukur secara andal mencapai 3,3 meter.
Warna: Warna tubuhnya bervariasi tergantung habitat. Ular di daerah hutan atau semak biasanya berwarna cokelat zaitun sedang, sementara yang hidup di gurun cenderung berwarna cokelat muda (light tan).
Penyebaran: Ular ini tersebar luas di sebagian besar daratan Australia, kecuali wilayah tenggara, pegunungan tinggi, dan lahan basah. Ular ini menyukai area dengan kelembaban tinggi seperti dekat perairan, meskipun sebarannya meliputi tanah gersang dan semi-gersang.
Perilaku: Ular ini dapat aktif pada siang (diurnal) di musim dingin dan aktif pada malam hari (nokturnal) di musim panas. Mereka adalah karnivora dengan diet yang luas, termasuk reptil (bahkan jenisnya sendiri—kanibalisme), mamalia, burung, dan katak.
3. Karakteristik Bisa (Racun)
Meskipun tidak se-toksik Taipan Pedalaman (yang memiliki LD50 terendah), ular King Brown dianggap sangat berbahaya karena dua alasan utama: