Fir’aun dengan segenap kesombongannya mengaku diri sebagai Tuhan dan berupaya melenyapkan semua orang yang menentangnya. Umat Nabi Musa pun berada dalam penindasan yang parah, baik secara jasmani maupun rohani.
Nabi Musa hadir untuk menaklukkan penindasan ini dan mengajak umat untuk kembali ke jalan Allah secara merdeka.
Hadirin Rahimakumullah
Apa yang dialami Rasulullah Muhammad SAW sesungguhnya juga tak jauh dari jejak para Nabi pendahulunya. Seruan masuk Islam Nabi Muhammad bersamaan dengan kebejatan moral yang akut di tanah Arab, fanatisme suku-suku hingga sering terjadi peperangan, paganisme, penghinaan atas martabat kaum perempuan, dan lain sebagainya.
Risalah baginda Nabi Muhammad SAW hadir untuk memerdekakan umat yang sedang dalam kegelapan tersebut menuju jalan cahaya yang diridhai Allah (minadh dhulumâti ilân nûr). Melalui ajaran tauhid, Nabi Muhammad menghapus semua klaim paling mulia dan berkuasa selain Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW membawa kepada arah masyarakat yang setara, dan mengingatkan bahwa kemuliaan diukur dengan tingkat ketakwaan (inna akramakum ‘inda-Llâhi atqâkum), bukan dengan hirarki perbedaan suku, strata ekonomi, jenis kelamin, atau identitas sosial lainnya.
Dengan fakta ini, tak berlebihan jika kita menyebut perjuangan Rasulullah Muhammad SAW sebagai perjuangan kemerdekaan yang luar biasa. Sebuah ikhtiar sungguh-sungguh membebaskan masyarakat dari dan kemerosotan moral dan sistem masyarakat yang menindas saat itu.
Revolusi yang dilakukan Nabi mencakup aspek spiritual dan material sehingga menciptakan peradaban yang lebih manusiawi. Rasulullah bukan hanya mengajak manusia untuk tunduk dan menghamba kepada Allah, tapi juga melaksanakan konsekuensi dari ajaran tauhid ini, yakni bersikap kepada seluruh makhluk Allah–termasuk manusia–dengan penuh kasih sayang.
Sikap ini selaras dengan misi utama diutusnya Baginda Nabi Muhammad SAW:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’: 107)
Jamaah yang Dimuliakan Allah SWT
Demikianlah kenyataan sejarah hidup di dunia ini. Setiap penindasan, penjajahan, dan penyimpangan selalu menghendaki perjuangan total untuk melakukan perubahan.
Para Nabi terdahulu meneladankan itu semua bukan saja dengan pengorbanan harta, tenaga, dan pikiran tapi bahkan risiko hilangnya nyawa.
Nabi Ibrahim mengalami dilempar ke dalam api yang sedang berkobar, Nabi Musa menjadi buronan Fir’aun, serta Nabi Muhammad yang berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan dari musuh-musuh dedengkot nya.