mahakam-ulu

Biaya Logistik ke Mahulu Kian Mencekik, Pemprov Kaltim Genjot Peningkatan Jalan Tering–Ujoh Bilang

Selasa, 29 Juli 2025 | 08:01 WIB
Salah satu akses Tering, Kubar menuju Ujoh Bilang, Mahulu yang akan dibangun Pemprov Kaltim tahun ini.

 

TERING- Dampak musim kemarau mulai terasa di Mahakam Ulu (Mahulu). Debit Sungai Mahakam yang menjadi nadi utama transportasi warga mulai surut.

Sehingga mengganggu akses logistik dan mobilitas masyarakat. Situasi itu ikut memicu lonjakan harga sejumlah komoditas, termasuk beras, yang menjadi keperluan pokok sehari-hari. Sebagai solusi jangka menengah, Pemprov Kaltim menegaskan komitmennya untuk menuntaskan pembangunan jalan darat, khususnya ruas Tering–Ujoh Bilang.

Akses itu digadang-gadang menjadi penghubung utama masyarakat Mahulu ke wilayah lain di Kaltim. Selain mengurangi ketergantungan terhadap angkutan sungai, kehadiran jalan itu dinilai akan mempercepat distribusi barang dan menurunkan biaya logistik.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR Pera) Kaltim Hariadi Purwatmoko menyampaikan ruas itu termasuk program unggulan Pemprov Kaltim. Saat ini, progres pekerjaan masih di angka 10 persen. “Kontrak baru berjalan sejak Juni dan Juli tahun ini. Kita pacu agar bisa maksimal hingga akhir 2025,” ujarnya, Senin (28/7).

Dijelaskan, terdapat empat paket kegiatan di ruas Tering–Ujoh Bilang, dengan total anggaran mencapai Rp 200 miliar. Penanganan dilakukan sepanjang 28,2 kilometer. Dimulai STA 13+200 hingga STA 41+375. Spesifikasi teknisnya meliputi rigid pavement selebar 6 meter dengan tebal 25 sentimeter, lapisan fondasi bawah (LC) selebar 6,1 meter, dan agregat B selebar 6,2 meter dengan ketebalan 15 sentimeter.

Sementara itu, dari sisi pemerintah pusat, tengah disiapkan kontrak multiyears (MYC) 2025–2027 dengan pagu sekitar Rp 450 miliar untuk penanganan 20 kilometer berikutnya. Sisanya, sekitar 15 kilometer lagi, direncanakan ditangani lewat APBD 2026 atau MYC lanjutan dari APBN 2026–2028. “Saat ini masih akan dibahas oleh DPUPR-Pera Kaltim bersama BBPJN,” terangnya.

Dia menceritakan, progres di lapangan memang cukup menantang, karena lokasi pekerjaan masih sulit diakses, apalagi saat musim hujan. 

Mobilisasi material dan peralatan jadi terhambat. “Karena akses jalan masih rusak, pengangkutan material dilakukan kombinasi lewat sungai dan darat. Itu sangat bergantung kondisi cuaca dan medan,” sambungnya.

Dia menambahkan, akses darat yang baik akan berdampak besar pada harga bahan pokok dan percepatan pembangunan wilayah perbatasan seperti Mahulu.“Kami optimistis proyek ini bisa berjalan sesuai target. Mengingat dampaknya sangat vital bagi perekonomian warga Mahulu dan konektivitas antarwilayah di Kaltim,” tutup Hariadi. (adv/diskominfo/i)

 

Terkini