• Minggu, 21 Desember 2025

Siswi di Jabar Diduga Meninggal Usai Mengkonsumsi Menu MBG, Pemerintah Ngotot Lanjutkan Program MBG

Photo Author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 09:33 WIB
Ilustrasi MBG.
Ilustrasi MBG.

JAKARTA – Siswi SMKN 1 Cihampelas, BR dinyatakan meninggal dunia saat tiba (dead on arrival/DOA) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar) pada Selasa (30/9). Kematian BR diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan sekolah, menambah panjang daftar korban keracunan yang terjadi sejak program ini digulirkan.

Kepala Pelayanan IGD RSUD Cililin, Dwi Puspitasari, membenarkan bahwa saat tiba di fasilitas kesehatan, kondisi Bunga sudah menunjukkan tanda-tanda kematian. "Akralnya juga sudah dingin, bagian-bagian dari badannya juga sudah dingin. Dilakukan pemeriksaan pada pupil, memang sudah midriasis total (pupil melebar secara tidak normal). Dengan kondisi itu, tim medis menyatakan dead on arrival," kata Dwi, dilansir dari Radar Bandung, (2/10). RSUD Cililin menyatakan tidak dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian Bunga tanpa pemeriksaan lanjutan, seperti toksikologi atau autopsi.

Kronologi Gejala Keracunan dan Kondisi Korban

Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaedah, menjelaskan bahwa BR sebelumnya mengonsumsi menu MBG pada 24 September 2025 bersama ratusan siswa lainnya. Menariknya, BR tidak langsung mengeluhkan gejala keracunan dan masih masuk sekolah pada 29 September 2025.

BR mulai mengeluhkan sakit ketika ia hanya bersama sang adik di rumah. Ia sempat mengonsumsi obat yang dibeli dari warung, namun kondisinya memburuk hingga dirujuk ke RSUD Cililin.

"Menurut keterangan adiknya yang masih SD, dia sesak napas, kemudian mulut berbusa," ungkap Edah, menjelaskan gejala parah yang dialami Bunga sebelum dibawa ke rumah sakit.

Pemerintah Bersikeras Lanjutkan Program MBG

Merespons berbagai masalah dan keracunan massal yang terus terjadi—di mana Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia mencatat sudah lebih dari 6.000 siswa menjadi korban—Pemerintah bersikeras meneruskan program MBG.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan perbaikan sistem dan penguatan tata kelola program.

"Fokus yang kami bahas, terkait penyelenggaraan (MBG), dilakukan Pak Dadan Hindayana selaku kepala Badan Gizi Nasional, dan pengawasan Pak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,” ucapnya setelah Rapat Koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenkes, Jakarta, (2/10).

Salah satu hasil Rakor tersebut adalah penetapan parameter baru untuk mengukur efektivitas MBG. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setiap enam bulan para penerima manfaat akan diukur tinggi badan dan berat badannya (by name, by address).

"Setiap setahun sekali akan ada survei status gizi nasional untuk melihat status gizi. Survei status gizi nasional biasanya dilaksanakan untuk anak usia 5 tahun ke bawah. Ini nanti akan ditambah juga untuk di atas lima tahun khusus untuk anak-anak sekolah," jelas Budi.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menjamin para korban keracunan akan mendapatkan perawatan kesehatan. Daerah yang sudah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), seperti Bandung Barat dan Garut, dapat mengklaim pendanaan di asuransi. Bagi daerah yang tidak mengklaim KLB, pembiayaan akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X