JAKARTA— Dukungan Indonesia terhadap Palestina kini diwujudkan dalam bentuk kerja sama konkret di sektor pangan. Pemerintah Indonesia menyiapkan lahan seluas 10 hingga 15 ribu hektare di Kalimantan Utara (Kaltara) untuk dikelola sebagai kawasan pangan, peternakan, dan agroindustri terpadu berkelanjutan bagi Palestina.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa bantuan ini didasari oleh misi kemanusiaan.
“Bagi kami, membantu Palestina bukan hanya soal pangan, tapi soal kemanusiaan,” tegas Amran di Jakarta, Sabtu (1/11). Ia menambahkan, kerja sama ini merupakan komitmen Indonesia dalam membangun solidaritas lintas bangsa melalui sektor pertanian.
Dukungan tersebut akan diwujudkan melalui investasi dan pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan yang melibatkan BUMN, sektor swasta, serta mitra internasional dari Asia Tenggara dan negara sahabat lainnya. Amran menekankan, “Saudara-saudara kita di sana berhak mendapatkan kehidupan yang layak, termasuk hak atas pangan.”
Pembahasan kerja sama ini telah dilakukan bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, yang menyebut Palestina menjadi bagian penting dari inisiatif pembangunan kawasan pertanian terpadu di Kalimantan Utara tersebut.
“Indonesia berdiri bersama Palestina, tidak hanya secara diplomatik, tetapi juga melalui kerja sama konkret di bidang pangan. Ini bentuk dukungan yang membumi,” ujar Amran menegaskan.
Dubes Palestina, Zuhair Al-Shun, menyambut baik langkah tersebut, menyebutnya sebagai tonggak baru hubungan bilateral yang memperkuat solidaritas antarbangsa. Ia menyampaikan apresiasi mendalam atas konsistensi dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
“Saya sangat hormat terhadap negara ini. Saya tahu bagaimana Indonesia bekerja keras untuk kami. Saya sudah delapan tahun di sini. Jika saya sudah tidak menjabat, saya tidak akan meninggalkan negara ini. Itu janji saya kepada Anda,” tutur Zuhair dengan penuh haru.
Transfer Teknologi dan Pelatihan
Selain penyediaan lahan, kerja sama kedua negara juga mencakup pertukaran teknologi pertanian berkelanjutan, seperti sistem irigasi hemat air, pertanian gurun, pengembangan benih tahan iklim, hingga pertanian modern berbasis digital dan hidroponik.
Indonesia juga berkomitmen memperluas kuota pelatihan bagi petani muda dan pejabat pertanian Palestina, termasuk program magang di lahan pertanian terintegrasi di Kalimantan dan Sulawesi.
Sebagai langkah tindak lanjut, Indonesia dan Palestina akan membentuk Joint Working Committee pada awal 2026 untuk memfinalisasi rencana aksi dan memastikan seluruh inisiatif pertanian berjalan tepat waktu. (*)