pemerintahan

Minat Belajar Siswa di KTT Menurun

Kamis, 4 November 2021 | 16:42 WIB

TIDENG PALE – Persoalan bidang pendidikan saat dilaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) di KTT, berpengaruh terhadap angka partisipasi sekolah. Hal itupun terjadi penurunan dan berdampak pada angka anak putus sekolah.

Hasil itu berdasarkan studi analisa pembelajaran saat masa pandemi, yang dilakukan oleh lembaga inovasi dan pusat standar dan kebijakan pendidikan, Kemendikbud Ristek pada April-Mei tahun lalu.

Hasil studi, terdapat indikasi learning loss atau kehilangan kompetensi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada keterampilan literasi diketahui kehilangan kompetensi hingga 5 bulan progres belajar. Sedangkan pada keterampilan numerasi mencapai 6 bulan progres belajar.

Dikatakan Kepala Disdikbud KTT Jafar Sidik, riset yang dilakukan ditemukan  kesenjangan pembelajaran semakin lebar. Yang menunjukkan efek Matthew atau terakumulasinya kegagalan menguasi pembelajaran di setiap jenjang.

Pada kelas 1, diketahui 28 persen siswa memiliki kemampuan standar pada kurikulum khusus atau kurikulum yang disederhanakan. Di kelas 2 hanya 10 persen siswa yang mencapai standar dan kelas 3 dengan persentase 3 persen.

“Mengingat dampak dari penutupan pembelajaran di sekolah. Sehingga, pembukaan kembali pembelajaran tatap muka dilakukan Bupati KTT pada 8 April lalu, dipercaya keputusan tepat,” tutur Jafar.

Proses pembukaan pembelajaran tatap muka, dimulai dengan pilot project di zona hijau. Dilakukan secara adaptif dengan membuka dan menutup sekolah. Sesuai perkembangan kasus aktif, dan vaksinasi pelajar yang saat ini sudah mencapai 62 persen.

Pembukaan kembali sekolah difokuskan pada pemulihan pembelajaran, menjadi rekomendasi dari studi. Berbagai upaya perlu dilakukan, diantaranya meningkatkan kapabilitas guru dan pemimpin pendidikan. (*/mts/uno)

Tags

Terkini