TANJUNG REDEB - Pengambilan dan pemantauan sampel produk pangan asal hewan kembali dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau. Jelang Lebaran ini, beberapa titik menjadi sasaran untuk diuji keamanan pangannya.
Kepala DTPHP Berau Junaidi menjelaskan, untuk menjamin mutu dan keamanan pangan produk asal hewan menjadi tanggung jawabnya untuk dilakukan. Adapun yang menjadi sasaran yakni pedagang yang menjual daging ayam, sapi maupun kerbau. Termasuk kepada hasil olahan produk asal hewan, seperti bakso atau pentol hingga ke penggilingan daging.
Pengambilan sampel dimulai dari Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD), Perum Bulog Berau, rumah potong hewan (RPH) Gunung Tabur dan berakhir di pasar Teluk Bayur. Sampel tersebut kemudian diuji di laboratorium untuk menjamin keamanan pangannya.
"Hasilnya kemungkinan bisa satu hingga dua pekan setelah pengambilan sampel. Mudah-mudahan saja kali ini hasilnya juga aman," harapnya.
Tidak hanya di empat kecamatan terdekat, setiap tahun pihaknya juga mengambil sampel di kecamatan terjauh. Ini untuk menunjang program monitoring dan surveilans cemaran mikroba dan residu antibiotika pada bahan asal hewan.
"Sehingga bisa dipastikan pangan asal hewan ini aman, sehat, utuh dan halal. Ini sebagai salah satu upaya perlindungan terhadap konsumen," terangnya.
Dijelaskannya, kegiatan tersebut merupakan program rutin yang dilakukan. Untuk memastikan daging yang ada betul-betul murni tanpa campuran zat berbahaya. Serta layak dikonsumsi oleh masyarakat. Jelang Lebaran 2024 kembali digencarkan agar masyarakat selalu waspada.
Selain itu juga untuk melindungi manusia dari risiko yang ditimbulkan oleh bahan makanan tambahan dalam pangan, kontaminasi, hingga racun atau organisme penyebab penyakit dalam makanan. Serta mencegah munculnya penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau zoonosis.
Selama ini, dari sampel yang diambil pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa semua produk asal hewan aman dan layak dikonsumsi masyarakat. Pihaknya belum pernah menemukan ada produk yang hasilnya positif tidak aman.
"Jadi selama ini hasilnya negatif semua, tidak ada produk yang berbahaya dan mengandung zat yang dilarang," jelasnya. (*/aja/adv/far)