TANJUNG REDEB - Sebanyak 24 calon guru penggerak di Kabupaten Berau memamerkan hasil karya belajar lokakarya tujuh, pada program pendidikan guru penggerak angkatan sembilan tahun 2024, di Balai Mufakat, Minggu (28/4).
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekretariat Kabupaten (Setkab) Berau Mustakim Suharjana menuturkan, 24 calon guru penggerak tersebut terdiri dari guru TK, PAUD, SD, SMP, dan SMA. Dikatakannya, Pemkab Berau mendukung program merdeka belajar dan guru penggerak. Diharapkan menjadi sebuah inovasi untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan yang terjadi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Berau.
Baca Juga: Peringatan Hardiknas, Disdik Berau Siapkan Aneka Kegiatan
“Dengan sentuhan guru profesional yang bermartabat, anak-anak bangsa akan menerima proses pembelajaran yang edukatif dan bermutu baik,” ucapnya.
Adapun lokakarya tersebut menjadi satu rangkaian dari pelatihan daring, konferensi, serta pendampingan selama enam bulan ke depan.
Lokakarya ini juga mempelajari mengenai filosofi pendidikan Indonesia, nilai-nilai dan peran guru penggerak, membangun visi sekolah, hingga membangun budaya positif di sekolah, yang tentunya akan sangat bermanfaat.
“Saya juga mendorong jajaran Dinas Pendidikan dan seluruh perangkat terkait untuk bersama-sama membangun dunia pendidikan di Kabupaten Berau. Mari ciptakan sumber daya guru profesional dalam jumlah yang mencukupi dan dapat tersebar lebih merata,” katanya.
Kepala Disdik Wilayah VI Kaltim, Juanita Sari menyebut, angkatan sembilan merupakan angkatan calon guru penggerak pertama di Kabupaten Berau.
Hal itu karena sebelumnya kesulitan untuk menjadi pengajar praktik yang sesuai jenjang pendidikan. Saat ini diakuinya, kebijakan telah dilonggarkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Berau telah memiliki empat pengajar praktik. “Dari 24 calon guru penggerak ada delapan orang guru pada jenjang SMA,” ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib, Kadisdik Berau: Pramuka Membantu Membentuk Karakter Pelajar
Ia mengapresiasi kinerja para guru yang mengikuti program pendidikan guru penggerak. Karena harus tetap mengajar di sekolah, tapi tetap aktif dan berhasil memamerkan hasil karya belajar lokakarya tujuh.
“Tapi bukan berarti mereka yang bukan guru penggerak itu tidak bagus. Masih banyak guru yang bagus, mungkin saja mereka kesulitan membagi waktu untuk mengikuti program pendidikan guru penggerak,” paparnya.
Sekretaris Disdik Berau, Ali Syahbana menambahkan, 24 calon guru penggerak kali ini merupakan calon pemimpin pada satuan pendidikan di masa yang akan datang. Karena salah satu tujuan guru penggerak adalah menjadi kepala sekolah. Yang merupakan implementasi kurikulum merdeka.
“Ke depan diharapkan akan menciptakan pemimpin yang andal, karena selama pendidikan mereka kurang lebih enam bulan nanti diberikan bekal yang luar biasa,” terangnya.
Diungkapkannya, Maret lalu menjadi pengangkatan kepala sekolah di luar guru penggerak. Setelahnya, posisi kepala sekolah akan diprioritaskan dari guru penggerak. Disdik Berau sangat mendukung tiga program yang dicetuskan Kemendikbudristek, yakni guru penggerak, sekolah penggerak, dan implementasi kurikulum merdeka.
“Mari terus mendukung sekaligus mengapresiasi tinggi kepada guru yang sudah mau membuka diri untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik pribadi dan pendidikan secara umumnya,” paparnya.
Tahun ini disebutnya Kabupaten Berau akan memiliki 89 guru penggerak. Akan ada tambahan bagi angkatan 10 sebanyak 45 orang dan angkatan 11 sebanyak 20 orang. Hal itu adalah pencapaian yang luar biasa mengingat Berau belum memiliki guru penggerakan satu pun saat ini. (*/aja/adv/far)