pemerintahan

Distan PPU Upayakan 50 Persen Beras Petani yang Tertahan Segera Terserap

Faroq Zamzami
Jumat, 24 Mei 2024 | 14:30 WIB
PANTAU: Manajemen PBT PPU mengambil contoh beras milik petani. (dok perpadi ppu/kp)

Prokal.co - PENAJAM-Dinas Pertanian (Distan) Penajam Paser Utara (PPU) mengupayakan ribuan ton beras petani  yang tertahan pada penggilingan-penggiliran padi dan rumah-rumah petani  di PPU sekira 50 persen bisa segera terserap pasar.

Penyerapan tersebut diupayakan Distan PPU dengan usaha mendistribusikan ke perusahaan-perusahaan dan pasar. Beras-beras tersebut menumpuk, dan belakangan mulai berjamur, akibat tak terbeli oleh badan usaha milik negara (BUMN) perberasan nasional.

“Jumlahnya tak sampai ribuan ton, dan sekira 50 persen target kami upayakan segera terserap pasar melalui perusahaan-perusahaan, dan selebihnya ke pasar lokal dan luar daerah, dalam waktu dekat ini,” kata Andi Trasodiharto, kepala Distan PPU, Kamis (23/5).

Dia mengatakan, dengan langkah ini, saat ini, problem yang dihadapi petani tersebut bisa dikatakan sudah mendapatkan solusi. Selanjutnya, ujar dia, Distan memikirkan antisipasi masa panen padi tahun berikutnya agar tak terjadi peristiwa serupa, seperti terjadi sekarang.

“Kami, pemerintah daerah, tak bakal lepas tangan untuk mengatasi setiap permasalahan petani,” tegas Andi Trasodiharto.

Distan PPU berkoordinasi untuk mencegah terjadinya kembali penumpukan beras petani di masa panen berikutnya.

Upaya dilakukan, di antaranya, memperkuat komunikasi dengan BUMN perberasan nasional untuk memastikan penyerapan beras petani, meningkatkan akses pasar bagi petani dengan menjalin kerja sama dengan distributor dan pengusaha beras, dan melakukan edukasi kepada petani tentang strategi pengelolaan hasil panen yang efektif.

“Dengan upaya ini, diharapkan persoalan terserapnya beras petani dapat diatasi secara permanen dan kesejahteraan petani dapat ditingkatkan,” katanya.

Sementara itu, dalam pertemuan antara petani dengan manajemen Perusahaan Umum Daerah Benuo Taka (PBT) PPU pada lima penggilingan padi di Sebakung Jaya dan Gunung Intan, Kecamatan Babulu, PPU, Rabu (22/5), belum terjadi kesepakatan harga.

Manajemen perumda ini ke lokasi untuk melakukan cek-cek beras petani didampingi oleh Kepala Distan PPU, Andi Trasodiharto, yang rencananya bakal membeli beras-beras tersebut.

“Dalam pertemuan yang juga saya ikuti belum ada kesepakatan harga beras dengan PBT. Manajemen perumda hanya ambil contoh beras dan gabah untuk dilihat melalui laboratorium terkait kualitas. Jawabannya dijanjikan pada Senin depan,” kata Totok Suprapto, ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) PPU, Kamis (23/5).

Sejauh yang dia ikuti dalam pertemuan tersebut mengemuka wacana yang bakal dibeli dari petani dalam bentuk gabah, bukan beras.

“Petani bakal tidak bersedia menjual dalam bentuk gabah, karena yang terjadi saat ini adalah beras yang menumpuk,” tuturnya.

Terkait masalah ini, Pemkab PPU, seperti ditekankan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab PPU, Nicko Herlambang, terus berupaya untuk mengatasi permasalahan di tingkat petani.

Bahkan, secara khusus, dia telah mengutus dinas teknis untuk belajar dengan mendatangi tempat tertentu yang telah berhasil mengatasi hal yang sama, untuk dijadikan dasar mengatasi permasalahan yang saat ini terjadi di tingkat petani PPU.

“Tunggu laporan mereka pulang dari sana, dan semoga sudah ada solusi konkret untuk mengatasi persoalan perberasan petani ini,” kata Nicko Herlambang, seperti diberitakan, Kamis (22/5). (rie/far)

Tags

Terkini