Prokal.co, SANGATTA - Kuantitas Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih belum mumpuni untuk menampung ribuan murid yang baru mendaftar.
Hal ini terbukti saat sejumlah perwakilan orang tua calon siswa bertandang dan mengadukan permasalahan ini pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, pada Rabu (3/7).
Seluruh orangtua murid itu mengeluhkan para anak masing-masing tidak diterima di SMA Negeri di beberapa sekolah. Hal ini disebabkan oleh penuhnya kuota pelajar.
DPRD Kutim bergegas mencari titik tengah, yakni dengan mengadakan pertemuan bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah 2, Ketut.
Nampak pula kehadiran sejumlah anggota dewan Kutim. Seperti Ketua Komisi D Yan Ipui, Leni Angriani dan juga Hasna Dahlan.
Hal itu dibenarkan oleh Kadisdikbud Kutim, Mulyono. Ia membenarkan permasalahan ini. Bahkan, kata dia, hal ini sudah terjadi beberapa tahun belakangan. Dia menilai, untuk mengatasi hal tersebut agar tak terulang tahun depan maka harus dibangun sekolah baru. Sebab, sejauh ini jumlah daya tampung untuk SMA dan SMK Negeri hanya mencukupi untuk 1.534 siswa.
“Kami juga sudah mengusulkan pada Pak Bupati untuk membangun sekolah baru di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan agar permasalahan ini bisa terurai," tutur dia.
Melihat permasalahan tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kutim, Yan Ipui menjelaskan bahwa permasalahan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Mengingat, banyak pelajar yang tidak mendapat haknya sesuai porsi. Untuk itu, dirinya mendukung agar dibangun sekolah SMA dan SMK baru di kabupaten ini.
“Benar hal yang dituturkan oleh Kepala Disdikbud tadi, solusinya adalah bangun sekolah baru untuk memudahkan merampungkan permasalahan seperti ini," tegasnya.
Dirinya juga menjelaskan, tingkatan SMA dan sederajat merupakan kewenangan dari Dinas Pendidikan Provinsi. Sehingga pihaknya akan melakukan komunikasi dengan DPRD Provinsi dan Pemprov Kaltim dalam menangani hal ini. (Adv/la3/jul)