Suhu Pilwali Banjarbaru 2024 memanas. Beredar isu bahwa sang petahana Aditya Mufti Ariffin belum pasti mendapatkan dukungan dari PKB.
Hal itu diungkapkan Trust Indonesia. Lembaga survei ini menyebut Aditya-Said Abdullah terancam tidak bisa maju di Pilkada Banjarbaru, apabila belum memiliki tiket pencalonan yang pasti.
Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli mengatakan, Aditya harus segera memenuhi syarat dukungan partai politik, agar dapat berkompetisi dalam Pilwali yang bakal berlangsung 27 November mendatang. “Syarat pencalonan di Pilwali Banjarbaru harus dapat 20 persen dukungan partai politik atau sekitar 6 kursi,” jelasnya.
Sementara itu, Erna Lisa Halaby menurut mereka sebagai figur Bakal calon Wali Kota Banjarbaru yang lebih siap mengikuti kontestasi Pilwali Banjarbaru.
Hingga kini, Lisa Halaby diklaim sudah mendapatkan 7 dukungan partai politik, antara lain Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PKS, Nasdem dan PDIP.
Fadhli mengungkap, kabarnya PKB yang punya tiga kursi juga bakal menyusul dan menggenapkan dukungan partai politik untuk Lisa Halaby. "Ini tentu jadi dukungan politik yang besar bagi Lisa untuk melawan petahana,” ungkapnya.
Tak ayal, jika dukungan PKB berhasil didapatkan, Fadhli pun memprediksi kemungkinan Lisa bakal menghadapi kotak kosong. "Karena petahana hanya dapat dukungan dari PPP yang mempunyai tiga kursi," tutur dia.
Yakin PPP-PKB Solid
Menanggapi pernyataan Trust Indonesia, Aditya Mufti Ariffin menegaskan bahwa koalisi PPP dan PKB merupakan perahu kokoh dan solid bahkan hingga di level pusat.
Dia mengaku optimistis bisa melangkah maju dengan rekomendasi dari dua partai bernapas Islam tersebut. Terlebih ujar Aditya, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan PPP telah sepakat untuk bersinergi pada pilkada mendatang. "Insya Allah, kami yakin PPP-PKB tetap solid," yakinnya.
Baginya, koalisi PPP dan PKB sudah menjadi modal besar dalam pencalonannya. "Dari awal, kami memang tidak menargetkan harus banyak partai. Bagi kami, selama bisa memenuhi syarat pencalonan, itu sudah cukup. Alhamdulillah, PPP dan PKB itu sudah menjadi modal yang besar," ujar Aditya.
Ditanya kemungkinan PKB berpindah ke pasangan calon sehingga bisa mengganjal pencalonannya? Aditya sangat meyakini, PKB merupakan partai yang memegang komitmen.
Lagi pula, ucap Aditya, surat rekomendasi yang diberikan kepadanya bertandatangan basah dari Ketua Umum dan Sekretaris DPP PKB. "Insya Allah, kami sangat yakin dengan komitmen PKB," yakinnya.
Terlebih, koalisi PPP dan PKB memiliki histori tersendiri yang istimewa. Ia mengenang keberhasilan PPP-PKB saat pencalonan pertama ayahandanya, H Rudy Ariffin, sebagai Calon Gubernur Kalimantan Selatan tahun 2005. "Abah (H Rudy Ariffin) kala itu berpasangan dengan Pak Rosehan. Partainya ya hanya PPP dan PKB, Alhamdulillah menang," ujarnya.