Semakin masifnya gerakan kotak kosong (kokos) jelang pilkada, menimbulkan perhatian besar masyarakat. Hal itu usai terpasangnya beberapa spanduk dan munculnya koalisi 5 partai nonparlemen dalam menguatkan tujuan politik.
Sehingga kemunculan parpol nonparlemen menuai beragam tanggapan masyarakat. Sehingga sebagian masyarakat menilai kemunculan tersebut merupakan reaksi masyarakat sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah sebelumnya.
Ketua Tim Parpol Koalisi Kharisma, Herman Hamid, menerangkan adanya gerakan Kokos tidak membuat aktivitas pemenangan Kharisma terganggu.
Menurutnya, persoalan gerakan tersebut merupakan hak politik setiap orang, sehingga menurutnya hal tersebut bukan sebuah persoalan bagi tim Kharisma. "Tidak masalah, sebenarnya hidup ini kan pilihan, di dalam politik juga kita diberikan ruang oleh undang-undang untuk memilih. Bagi saya dan parpol koalisi itu hak mereka sebagai warga negara. Tapi kami parpol koalisi, 10 parpol parlemen dan 3 parpol nonparlemen sangat optimis Kharisma kembali akan memimpin Kota Tarakan," ujarnya.
"Kami sama sekali tidak terganggu dengan fenomena itu dan tetap fokus melakukan kerja-kerja politik memenangkan Kharisma. Yang penting tidak menyebarkan kabar hoaks dan tidak melakukan ujaran kebencian saja," sambungnya.
Menurutnya, saat ini parpol koalisi fokus pada kerja pemenangan Kharisma. Di antaranya dalam menyosialisasikan program kerja dan visi misi Kharisma di kontestasi Pilwali Tarakan 2024.
Sebagai calon tunggal, Kharisma memiliki tawaran yang jelas soal apa yang akan dilakukan untuk masyarakat dan Kota Tarakan.
"Kami pasti juga berjuang, all out, begitu juga dengan relawan. Khusus kami yang di parlemen (DPRD) tentunya ada harapan masyarakat yang harus diperjuangkan. Calonnya jelas, programnya jelas, visi misinya jelas untuk masyarakat 5 Tahun ke depan. Itulah yang akan kami kawal, itu yang kami perjuangkan agar terealisasi. Tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat," imbuh Herman Hamid.
Tim parpol koalisi Kharisma juga merasa tidak terganggu dengan adanya gerakan lain. Dalam Pilwali Tarakan 2024, Herman Hamid menilai, kotak kosong bukanlah pilihan ideal bagi masyarakat.