DEBAT kedua pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur yang berlangsung Minggu (03/11), tema pendidikan menjadi ajang perdebatan sengit antara calon gubernur nomor 2 Rudy Mas’ud dan calon gubernur petahana nomor 1, Isran Noor. Kedua kandidat mengutarakan pandangan berbeda terkait solusi peningkatan kualitas pendidikan di provinsi ini.
Debat dibuka dengan pertanyaan tajam dari Rudy Mas’ud yang mempertanyakan efektivitas program beasiswa Kaltim Tuntas yang diusung oleh Isran Noor. Menurut Rudy, program ini hanya mencakup sepertiga dari total siswa dan mahasiswa di Kalimantan Timur.
Rudy mempromosikan idenya untuk menghadirkan pendidikan gratis sepenuhnya bagi semua jenjang pendidikan, sebagai langkah signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kaltim.
“Menurut undang-undang, kebutuhan kelompok rentan mencakup jaminan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Jika kita berbicara tentang pendidikan yang berkualitas, apakah beasiswa Kaltim Tuntas yang hanya mencakup 33% dari jumlah siswa lebih baik daripada program pendidikan gratis yang 100% mengcover semua siswa dan mahasiswa?” kata Rudy Mas'ud menantang.
Baca Juga: Debat Publik Pilgub Kaltim: Isran Noor Soroti Kasus Korupsi di PPU, Pendukung Langsung Panas
Ia menekankan pentingnya akses pendidikan yang luas untuk memutus rantai kemiskinan dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan Kaltim. Rudy juga menyinggung alokasi anggaran pendidikan yang menurutnya belum memenuhi target.
Isran Noor menanggapi dengan santai namun tajam, menyoroti bahwa program beasiswa Kaltim Tuntas sudah cukup efektif dalam mendukung pendidikan anak-anak Kaltim dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Ia menyatakan bahwa program ini adalah yang terbesar di Indonesia, dengan alokasi anggaran yang mengalahkan DKI Jakarta sekalipun.
“Alhamdulillah, kami sudah melaksanakan program pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anggaran. Kaltim Tuntas ini telah membantu lebih dari 201.5 ribu pelajar dan mahasiswa. Anda bisa cek di Google, tidak ada anggaran beasiswa sebesar ini di seluruh Indonesia, bahkan DKI Jakarta,” tegas Isran.
Namun, Rudy tidak mundur dan menantang balik, merujuk pada negara-negara lain seperti Jerman dan Mesir yang menurutnya telah menyediakan pendidikan gratis hingga tingkat perguruan tinggi.
Rudy menyebut besarnya APBD Kaltim yang mencapai lebih dari Rp 20 triliun, dengan surplus atau Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebesar Rp 6,6 triliun pada tahun 2022, sebagai alasan mengapa Kaltim mampu menerapkan pendidikan gratis.
Baca Juga: Debat Publik Pilgub Kaltim: Isran Noor Soroti Kasus Korupsi di PPU, Pendukung Langsung Panas
“APBD kita besar, tapi masih ada SILPA yang menganggur. Ini menunjukkan bahwa pemerintah masih lalai dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya,” ujar Rudy. Menurutnya, pendidikan bukan beban, melainkan investasi bagi masa depan Kaltim.