“Pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil. Saya kan bukan anak pejabat, saya bukan anak orang kaya, saya hanya anak kampung, jadi hinaan itu sudah biasa sejak saya SD,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (24/10).
Kendati demikian, Bahlil menegaskan dirinya tidak akan membiarkan intervensi dari pihak mana pun yang ingin mengubah arah kebijakan negara, terutama di bidang energi dan sumber daya mineral, sesuai dengan arahan yang telah ditetapkan Presiden. (*)