JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melontarkan pernyataan menantang saat tampil sebagai pembicara dalam acara Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu Damai di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/12/2023) . Di hadapan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus, Bahlil menyentil kritikan yang kerap dialamatkan kepada pemerintah terkait isu oligarki dan kekuasaan.
Bahlil meminta audiens agar tidak mudah menuduh pejabat berpihak pada oligarki. Ia kemudian melontarkan kelakar bernada tantangan yang langsung menarik perhatian.
Baca Juga: Diserang di Media Sosial, Bahlil Takkan Mundur dari Menteri
"Begitu kalian jadi pejabat, mungkin kelakuan kalian lebih jahat dari saya,” ujarnya, mengisyaratkan bahwa kekuasaan dan kekayaan memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif dan perilaku seseorang secara drastis.
Perubahan Pandangan Setelah Berkuasa
Dalam pidatonya, Bahlil juga secara terbuka menceritakan perubahan pandangan pribadinya setelah ia memasuki lingkaran kekuasaan. Ia mengakui, ketika masih berstatus sebagai aktivis, ia memiliki rasa antipati yang besar terhadap pemandangan mobil mewah dan pengawalan yang diterima oleh para pejabat negara.
Namun, perasaan antipati itu menghilang setelah ia sendiri memiliki kemampuan finansial dan jabatan. Menurut Bahlil, kemewahan dan kekuasaan memang secara inheren dapat menimbulkan rasa iri dan kecemburuan di masyarakat.
"Barang-barang enak ini membuat cemburu semua orang," katanya. Menteri ESDM tersebut menyimpulkan bahwa fitnah dan kritik yang dialamatkan kepada pejabat adalah bagian yang wajar dalam kancah perpolitikan dan tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Meski demikian, ia tetap meminta para mahasiswa untuk menyalurkan semangat kritis mereka dengan cara yang konstruktif dan cerdas.(*)