PROKAL.CO, Pembangunan terowongan Samarinda yang menghubungkan Jalan Sultan Alimudin dengan Jalan Kakap terus menunjukkan kemajuan pesat.
Saat ini, pengerjaan proyek telah mencapai 75%, dan pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mempercepat proses perizinan operasional.
Progres Fisik dan Target Penyelesaian
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Desy Damayanti, menyebutkan bahwa penggalian dari dua sisi terowongan dilakukan secara simultan untuk mempercepat proses pengerjaan.
"Kami menargetkan, pada Desember ini, kedua sisi galian terowongan akan terhubung," jelas Desy pada Minggu (1/12).
Namun, penyelesaian proyek secara keseluruhan, termasuk jalan pendekat dan penghijauan, direncanakan selesai pada April 2024.
"Terowongan ini bukan hanya soal bagian utama, tetapi juga melibatkan bangunan pendukung lainnya," tambahnya.
Tantangan Perizinan
Meski progres pembangunan fisik terbilang signifikan, Desy mengungkapkan bahwa proses perizinan masih menjadi tantangan utama.
DPUPR telah beberapa kali berkonsultasi dengan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk mendapatkan izin operasional.
"Perizinan terowongan membutuhkan proses yang panjang. Sebagai contoh, Jembatan Mahkota 2 saja memerlukan lebih dari satu tahun untuk mendapatkan izin melintas," jelasnya.
Sebelum beroperasi, terowongan ini akan menjalani serangkaian uji coba untuk memastikan kekuatan struktur dan keamanan pengguna.
Proyek ini menggunakan anggaran sebesar Rp 395 miliar dengan skema multiyears contract (MYC).
Manfaat Bagi Kota Samarinda
Desy optimistis terowongan ini akan menjadi solusi penting dalam mengurangi kemacetan serta meningkatkan konektivitas di Kota Samarinda.
"Kami berharap infrastruktur ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat," pungkasnya.