PROKAL.CO, Sampah menjadi tantangan utama di Kota Samarinda. Dengan produksi sampah harian mencapai 600 ton, kota ini menghadapi tugas besar dalam pengelolaan limbah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, menegaskan bahwa pengelolaan sampah memerlukan pendekatan menyeluruh, mulai dari masyarakat hingga pemerintah.
Mengapa Pengelolaan Sampah Penting?
Endang menyatakan bahwa sampah tidak datang dengan sendirinya. “Selalu ada yang membuangnya. Solusi harus dimulai dari hulu ke hilir serta kesadaran diri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kurangnya pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai salah satu masalah utama.
Masalah lainnya adalah banyaknya sampah yang mengapung di Sungai Karang Mumus, ikon kebanggaan warga Samarinda. Kondisi ini mencerminkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Langkah Konkret Pemerintah
Untuk mengatasi masalah ini, DLH Samarinda terus berupaya melibatkan berbagai pihak, mulai dari organisasi kepemudaan hingga RT dan lurah, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Salah satu langkah strategis adalah mendorong pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap kecamatan.
“Kalau kita ingin kota ini bersih dan berperadaban, semua pihak harus bertanggung jawab. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah,” ujar Endang.
Kesadaran adalah Kunci
Sayangnya, kurangnya kesadaran masyarakat masih menjadi tantangan utama. Contohnya, puntung rokok sering kali dibuang sembarangan di tempat umum, seperti Teras Samarinda dan taman kota, meskipun tempat sampah telah disediakan.
“Persoalan sampah bukan sekadar soal fasilitas, tapi juga soal kesadaran. Kalau kita semua mulai dari diri sendiri, dampak positifnya akan terasa,” tegas Endang.
Peran Masyarakat dalam Solusi Sampah
Selain fasilitas, edukasi menjadi elemen penting. Dengan membangun kesadaran sejak dini, masyarakat diharapkan mampu mengurangi dampak lingkungan dari sampah. Misalnya, memilah sampah rumah tangga, mendaur ulang, dan membuang sampah pada tempatnya.
Untuk mewujudkan kota yang bersih, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci. Jika setiap elemen masyarakat berkontribusi, tidak mustahil Samarinda akan menjadi kota yang bersih, nyaman, dan berperadaban tinggi.