Dugaan kekerasan fisik oleh seorang oknum dosen terhadap dua mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda berbuntut panjang. Hanya karena rambut gondrong, dua mahasiswa jurusan Pengelolaan Hutan semester IV berinisial IA dan M mengaku ditampar saat berada di lingkungan kampus, Rabu (16/4) lalu. Kejadian itu pun memicu gelombang protes dari kalangan mahasiswa.
Sebagai bentuk respons, Aliansi Ormawa Politani Menggugat menggelar aksi damai bertajuk Tolak Kekerasan di Kampus di depan Gedung Direktorat Politani Samarinda, Jalan Samratulangi, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Samarinda Seberang, Kamis (17/4). Aksi ini menuntut penanganan serius dari pihak kampus terhadap segala bentuk kekerasan dan intimidasi di lingkungan pendidikan, terlebih yang dilakukan oleh tenaga pendidik berstatus aparatur sipil negara (ASN).
Baca Juga: Kabar Baik Bagi PPPK di Kaltim, 3.774 Orang Dijadwalkan Dilantik Mei, BKD Lagi Siapkan Ini...
Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politani, Andi Akmal, menyatakan bahwa dalam aksi tersebut mahasiswa dan pihak kampus telah mencapai kesepakatan untuk menangani insiden secara tegas dan terbuka.
"Anti kekerasan! Itulah semangat yang kami bawa hari ini. Kami bersyukur pihak kampus menunjukkan iktikad baik untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini," ujar Akmal dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan bahwa direktur Politani Samarinda, yang menerima langsung perwakilan mahasiswa, menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti kasus tersebut sesuai prosedur yang berlaku dan menjamin keadilan bagi semua pihak.
Akmal juga menyampaikan bahwa kampus akan melibatkan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) dalam menangani kasus tersebut. Selain itu, prosesnya akan dilaksanakan secara transparan dengan pengawasan dari pihak mahasiswa, dan kampus berkomitmen mengevaluasi sistem pengawasan terhadap tenaga pengajar guna mencegah kekerasan serupa terjadi di kemudian hari.
Ia menekankan pentingnya dialog terbuka antara mahasiswa dan pimpinan kampus sebagai jalan terbaik menyelesaikan persoalan yang ada. "Kesediaan untuk saling mendengarkan dan mencari solusi bersama menunjukkan kedewasaan kedua belah pihak," pungkasnya. (oke/beb)