Sudah berkali-kali fender atau tiang jembatan Mahakam I ditabrak ponton. Terakhir, Minggu dinihari jembatan yang cukup berumur ini kembali dihantam ponton. Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Abdul Giaz langsung meninjau titik pier Jembatan Mahakam usai ditabrak.
Adul, sapaannya, menyayangkan kondisi ini, meskipun dari hasil tinjauannya Kapten Kapal Tagboat tersebut mengaku tidak hendak melintas, namun tali tambang penarik kapal disebut putus dan membuat tongkang mengarah ke jembatan. “Cuma kita tidak tahu juga kapten kapal ini jujur atau tidak. Bisa juga ini mereka mau melintas karena posisi sudah di tengah,” ujarnya.
Baca Juga: Setelah Ditabrak Lagi, BBPJN Kaltim Langsung Uji Kualitas Stuktur Jembatan Mahakam I
Dirinya menegaskan bahwa alur Sungai Mahakam harus ditutup sebelum ada fender atau pelindung Jembatan Mahakam I dibuat. Sebab hal ini sangat berbahaya dan bisa membuat jembatan itu langsung roboh ketika ditabrak.
“Kami dari dewan minta itu ditutup. Jangan sampai kejadian Jembatan Tenggarong terulang. Jadi ini urusan nyawa bukan cuma ekonomi, ekonomi bisa dicari tapi nyawa tidak bisa. Jangan sampai keluarga kita atau orang terdekat kita jadi korban. Kita pikirkan nyawa warga Kaltim,” tegasnya.
Adul juga mengkritisi kondisi bawah jembatan yang dinilainya sudah berbahaya secara visual atau penglihatan mata. Sudah semestinya alur lalu lintas Jembatan Mahakam I ini khususnya di bawah sungai dihentikan sementara.
“Kami akan segera memanggil semua pihak secepatnya untuk membahas permasalahan ini. Kita harus selesaikan segera agar tidak ada korban dari masyarakat kita, “ pungkasnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, menyatakan tak habis pikir dengan kejadian yang terus berulang ini. Ayub, sapaannya, pun mengatakan yang sejak dulu bertanggung jawab atas masalah ini adalah Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), termasuk Pelindo.
Ayub tegas meminta agar segera Menteri Perhubungan copot Kepala KSOP. Dan kepada Menteri BUMN untuk secepatnya mencopot kepala Pelindo Cabang Samarindda. “Ini tidak menghargai warga Kaltim namanya. Belum juga selesai yang lalu ini muncul lagi. Parah betul ini. Parah. Kita minta copot itu kepala KSOP dan Pelindo,” tegasnya.
Dirinya menambahkan, sampai saat ini KSOP tidak berhasil memaksa penabrak Jembatan Mahakam I untuk melakukan ganti rugi. Padahal menurut KSOP, penabrak sudah membuat pernyataan. Katanya akan bertanggung jawab atas semua insiden tersebut.
“Katanya penabrak sudah mau tanggung jawab. Mana sekarang? Padahal ini kewajiban KSOP untuk komunikasi sama mereka. Makanya kita harus ambil kembali Sungai Mahakam ini ke pangkuan masyarakat Kaltim melalui Pemprov, agar bisa mengamankan keselamatan jiwa warga Kaltim,” jelasnya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, Irhamsyah yang ikut melihat kondisi jembatan pun menyebut pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan oleh BBPJN Kaltim. Jika nanti kondisi jembatan dikira kurang layak, maka ada perubahan arus lalu lintas dan kendaraan untuk melintasi Jembatan Mahakam I ini . “Kalau nanti hasilnya seperti apa yah kita lihat. Bisa saja nanti sementara bus kita alihkan lewat Jembatan Mahulu dan hanya mobil kecil yang lewat di sini,” bebernya.
Sementara itu terkait penutupan alur Sungai Mahakam, dirinya menyebut hal tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. “Itu pusat yang berwenang, tapi kalau kami berharapnya demikian agar jembatan ini aman dan bisa dilalui saat Fender jembatan terbangun agar lebih aman,” jelasnya. (mrf/nha)