SAMARINDA -Di balik gemerlap pembangunan Samarinda, realitas pendidikan dasar masih menghadapi tantangan serius. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, sebanyak 28 sekolah dasar (SD) masih menggunakan bangunan kayu, meninggalkan pertanyaan besar tentang keamanan dan kenyamanan belajar bagi para siswa.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SD Disdikbud Samarinda, Dwi Purnomo, mengakui kondisi tersebut membuat pemerintah harus bergerak. Sebagian sekolah masih sepenuhnya terbuat dari kayu, sementara sebagian lainnya merupakan kombinasi dengan bangunan permanen. Kondisi ini menempatkan siswa dan guru pada risiko, terutama jika terjadi bencana alam atau insiden lain.
Meskipun Pemkot hanya mampu merevitalisasi 10 sekolah pada tahun ini, Dwi memastikan bahwa semua sekolah kayu akan mendapat giliran. "Tujuan kami sama, supaya anak-anak bisa belajar di ruang yang aman, dan guru pun lebih tenang dalam mengajar," ujarnya, menegaskan komitmen untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur yang ada.(*)