SAMARINDA– Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan bahwa pengerukan atau normalisasi Sungai Mahakam merupakan solusi paling efektif dan mendesak untuk mengatasi persoalan banjir kronis yang melanda Samarinda dan wilayah sekitarnya. Menurutnya, sungai utama Kaltim ini tidak pernah mengalami pengerukan menyeluruh selama hampir dua dekade terakhir.
Rudy Mas’ud menyoroti kondisi pendangkalan parah yang terjadi di sejumlah titik aliran sungai, terutama di area muara, yang fungsinya sangat vital sebagai jalur pembuangan air dari hulu menuju laut.
“Saat hujan turun dari hulu, air yang mengalir ke hilir menjadi sulit keluar karena pendangkalan yang cukup parah di muara,” ujarnya. Gubernur menilai, sedimentasi tinggi di sepanjang alur muara Sungai Mahakam adalah penyebab utama banjir yang kerap terjadi. Baik saat intensitas hujan deras maupun ketika terjadi air pasang, genangan air sulit surut karena kapasitas tampung sungai telah berkurang drastis.
“Samarinda dan sekitarnya, asal hujan sedikit saja langsung banjir. Bahkan ketika air pasang tinggi, tetap banjir,” tegas Rudy.
Ia menjelaskan bahwa tingginya sedimentasi merupakan faktor krusial yang harus segera ditangani. Oleh karena itu, pengerukan sungai dianggap sebagai langkah strategis jangka panjang untuk meminimalkan risiko banjir yang terus berulang setiap tahun.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Kaltim masih menunggu keputusan dari kementerian terkait mengenai pelaksanaan proyek pengerukan tersebut. Rudy mengakui bahwa pemerintah pusat belum memiliki alokasi anggaran khusus untuk pekerjaan besar ini, sehingga diperlukan skema kerja sama lintas pihak.
“Apakah melalui kerja sama antara pemerintah pusat dengan pihak ketiga, atau diberikan kewenangan kepada pemerintah provinsi untuk menjalin kemitraan. Yang penting, kita bisa segera mengatasi banjir,” pungkasnya, menekankan urgensi solusi permanen bagi masalah banjir Samarinda. (adv/diskominfo/i)
